LIFE THOUGHTS
this site the web

11 Oktober 2009

Ini adalah cerita tentang Principessa. 11 Oktober 2009, adalah hari terburuk dalam hidup gw. Hari yang akan gw inget terus seumur hidup gw, hari yang akan selalu mengingatkan gw akan rasa sakitnya, mengingatkan gw akan rasa perihnya, mengingatkan gw juga akan akibatnya.


Hari itu hari minggu, dan gw janjian mau ketemu dengan Principessa untuk minta bantuan soal skripsi karena besoknya 12 Oktober 2009 gw sidang proposal skripsi jam dua siang. Gw datang sore itu kira-kira sehabis maghrib. Gw ketemu Principessa dan banyak tanya ini itu, tapi sayangnya Principessa enggak bisa banyak ngebantu gw. Itu wajar, karena dia juga harus siap-siap untuk menghadapi tes masuk kerja besoknya, dan parahnya dia belum siap apa-apa karena dia baru tau kalo CVnya hilang dan dia harus buat lagi yang baru. Sedikit kecewa memang, karena gw berharap dia bisa bantu gw nenangin diri untuk menghadapi sidang besok. Tapi itu enggak seberapa, gw juga ngerti kalo Principessa juga harus siap-siap untuk besok, gw ngerti kalo dia juga punya urusan yang lebih penting daripada ngurusin gw. So, it’s ok.. I don’t mind..

Akhirnya gw nemenin dia untuk beli perlengkapan buat besok tes, beli kertas-kertas buat ngeprint CV barunya nanti, foto kopi ijasah-ijasah, sertifikat, dan data-data penting lainnya. Setelah beli perlengkapan dan ngurus-ngurus foto kopian, kami berdua mampir makan sate di sebelah Alfamart di deket rumah Principessa. Dan di sana lah tempat terjadinya kejadian terburuk itu, dalam beberapa menit kedepan dari situ gw akan segera jatuh teramat dalam ke ruang kehampaan.

“yank, aku ke alfa dulu bentar ya? aku mau beli cemilan, tolong titip barang-barang aku ya?” itu yang Principessa bilang sebelum ninggalin gw di tempat sate untuk beli cemilan ke Alfamart. Gw saat itu lagi ngerokok dan baru siap-siap mau duduk. Tiba-tiba aja entah kenapa rokok gw enggak sengaja nyenggol helm gw yang ada di atas meja makan, dan bara dari rokok itu jatuh ke dalam plastiknya Principessa. Gw panik, takut ijasah-ijasah atau data penting lainnya terbakar karena bara rokok gw. Isi plastik itu langsung gw keluarin semuanya, gw kepak-kepakin biar bara rokoknya jatuh. Gw bingung, karena bara rokok itu seperti tiba-tiba aja menghilang. Ternyata, bara itu terlihat ada di ujung dompet dari Principessa, tersempil di lipatan dompetnya. Dompet itu gw ambil dan kepak-kepakin, dan tanpa sengaja dompet itu terbuka. Segera gw tersambar petir yang teramat dahsyat di dalam hati gw saat itu juga, I’m shock!



Di dalam dompetnya ada dua foto yang terpajang. Foto yang pertama di sebelah kiri, adalah foto Principessa dengan kedua adiknya. Dan foto kedua yang sebelah kanan, adalah foto Principessa dengan si Turtle. So what..?? kenapa gw harus sedih? kenapa gw harus sakit hati? toh saat itu kami berdua sudah putus, dan tidak memiliki status apa-apa lagi selain teman biasa. Jadi harusnya itu hak Principessa, itu wajar, kenapa gw harus sakit hati? harusnya gw bisa terima..

Sekarang gw jelasin kenapa gw sakit hati, point by point…
  • Pertama, meskipun kami berdua sudah putus dan tanpa status, Principessa masih manja ke gw, dia masih bilang sayang, dia ngeyakinin gw bahwa dia itu mau fokus untuk sendiri, dan sampai pada saat itu dia bilang kalo “Dia” (si Turtle) bukan siapa-siapa, cuma teman yang memang dia akuin dia sukai. Tapi dia bilang bahwa dia gak punya perasaan lebih ke Turtle. Dan parahnya lagi, saat itu Principessa masih rutin dateng ke kosan gw untuk berduaan, untuk minta dicium, dipeluk, disayang, dimanja, dll.
  • Kedua, dengan foto mereka “berdua” dipajang di dompet, itu berarti sudah menunjukkan sesuatu.. yaitu bahwa Principessa sudah memiliki perasaan lebih sama si Turtle, tidak hanya sekedar suka seperti yang dia bilang. Berarti Principessa ingin bisa ingat si Turtle dimanapun Principessa sedang berada. Jika dia kangen, tinggal buka dompet untuk melepas kangennya sama si Turtle. ataupun sebaliknya, setiap dia buka dompet dia akan ingat bahwa ada seorang Turtle dalam hidupnya sekarang, bukan lagi ‘caya (gw) seperti yang lalu-lalu.
  • Ketiga, dimana foto gw? dimana foto kami berdua? kemana Principessa dan ‘Caya? pasangan yang selama ini selalu bikin orang lain iri karena kehangatan dan keromantisannya. Foto kami berdua itu adalah “Foto Box” kami satu-satunya selama kami berhubungan. Foto itu ada empat, dan biasanya yang dipajang adalah foto kami yang sedang “kissing” karena orang tua Principessa sudah mengetahuinya dan memakluminya. Kemana foto itu? secepat itukah? semudah itukah? Memang saat itu sudah 3 bulan kami putus, tapi kami masih berhubungan seperti biasa layaknya sepasang kekasih. Bahkan sehari sebelumnya Principessa baru datang ke kosan gw untuk berduaan seperti biasanya.

Huffffth.. gw cuma bisa diem dan shock berat saat itu. Kaki gw lemes, hati gw sakit, dunia sekitar gw terasa bergoyang-goyang enggak karuan. Beberapa menit kemudian Principessa datang, dan dia bertanya dengan nada khawatir “lho? yank, kok dompet aku diluar?” dan gw ceritain sebabnya sejujur-jujurnya kecuali masalah gw yang enggak sengaja ngeliat foto mereka berdua. Dan Principessa cuma bilang “ooooh, kirain kenapa..”. Gw makan sate ayam malam itu tanpa nafsu, tanpa rasa, tanpa selera.. semuanya kosong dan hampa. Di dalem hati, gw berkata “gw gak kuat, abis ini gw anter Principessa terus pulang, gw gak tahan.. Astaghfirullahaladzim..

Setelah selesai makan, gw anter Principessa pulang. Belum sempet gw mau pamit, Principessa udah ngomong duluan “kamu abis ini mau kemana? masuk dulu ya? kan belum sempet ketemu sama papa..” akhirnya gw masuk dengan niat setor muka sama si Om sebentar, terus abis itu langsung pulang. Tapi ternyata gw malah lama di dalem rumahnya Principessa, ngobrol bola bareng papanya. Gw ngobrol bola sama si Om, sementara Principessa sibuk ngetik CV barunya.

Malam pun semakin larut, dan si Om bilang “udah malem nih, Om tidur dulu ya..?”, dan si Om pun pergi tidur. Jarum jam waktu itu menunjukkan pukul sembilan kurang, tapi rumah Principessa sudah sepi karena Ayah, Ibu, dan adik-adiknya sudah pergi tidur. Melihat Principessa masih sibuk ngetik, dan membayangkan dia harus ngetik sendirian malem-malem padahal dia juga capek pengen tidur, membuat gw enggak tega untuk ninggalin dia. Akhirnya gw urungkan niat gw untuk pulang, gw lebih memilih nahan rasa sakit itu untuk nemenin Principessa.

Emang gw enggak bisa bantu banyak, tapi paling enggak gw ada disampingnya untuk nemenin dia. Untuk jadi tempat keluh kesahnya waktu dia bosan, untuk jadi tempat manjanya waktu dia ingin dimanja, untuk mengelus-elus kepalanya waktu dia minta disayang..


Tapi.. ternyata gw salah, ternyata gw gak kuat.. tiba-tiba aja di benak gw muncul sebuah khayalan ekstra tinggi. Tiba-tiba gw merasa sedang berada di dalam suatu bioskop sendirian, gw duduk tenang sambil tertawa kecil menyaksikan film tentang gw sama Principessa ketika kami berdua foto box kira-kira empat taun yang lalu. Waktu itu kami berdua lagi hangat-hangatnya, kemanapun kami jalan Principessa selalu memeluk tangan gw dengan erat. Kami foto box, empat kali shoot, dan yang terakhir kami berdua foto sambil kissing, sampai mbak-mbak yang jaga foto box jadi malu sendiri waktu motong foto-foto kami. Indahnya saat itu, sungguh-sungguh indah. Dan disaat gw lagi menikmati film itu, tiba-tiba aja Principessa yang “masa kini” datang dengan membawa penghapus raksasa. Perlahan Principessa “masa kini” itu menghapus film di layar bioskop. Ironisnya, Principessa “masa lalu” yang ada di dalam film berteriak-teriak sambil menangis histeris “Tolong, jangan hapus kami, gw gak mau kehilangan ‘caya, gw mau hidup disini selamanya sama dia.. tolong jangan hapus kenangan ini..” dan gw gak bisa berbuat apa-apa selain hanya tertegun melihat Principessa “masa kini” menghapus film itu sampai semuanya hilang..

Dan tiba-tiba aja gw udah kembali lagi ke dunia nyata, dengan gw duduk disebelah Principessa yang lagi sibuk ngetik CVnya. Gw enggak tahan, gw ke kamar mandi, lama gw di dalem kamar mandi.. begitu keluar Principessa nanya “yank, kamu lama amat di WCnya? ngapain? abis boker ya??? iiihhh kamu bau…” gitu kata Principessa dengan nada manja dan menggoda khas darinya. Gw cuma bilang “iya.. hehe.. abis aku sakit perut..” sambil cengar-cengir kayak enggak ada apa-apa. Padahal gw di dalem kamar mandi itu nangis, perih rasanya.. gw sampai harus gigit baju gw biar suara tangisnya enggak kedengeran.. malu juga kan..;p

Akhirnya gw pulang jam setengah sebelas malam, setelah nemenin Principessa sampai selesai ngetik dan ngeprint CVnya di warnet. Di jalan, air mata gw terus turun.. susah banget buat ditahan.. Gw mampir dulu di kosan temen-temen sebentar untuk nanya soal proposal skripsi, gw cengar-cengir bareng mereka dan ngumpetin rasa perih itu, gw enggak mau mereka khawatir sama keadaan gw, ataupun mereka jadi membenci Principessa. Setelah itu, kira-kira pukul setengah satu malam gw pulang ke kosan. Bukannya belajar dan siap-siap buat sidang besok terus istirahat, gw malah nangis sambil melukin guling sampe jam 7 pagi..(T_T) sakit banget rasanya dada gw.. periiih banget..

Mungkin kalian yang baca akan bilang gw itu cowok yang cengeng, payah, cupu, dll.. well, whatever.. seperti yang pernah gw bilang sebelumnya, gw itu orang yang sensitif.. dan ini terasa sangat menyakitkan. Lagi pula ini pertama kalinya.. baru kali ini gw ngerasain rasa sesakit dan seperih itu.. ini yang terburuk.. I’m completely falling to the emptiness.. (T_T)

Tapi, meskipun rasanya teramat perih.. enggak apa-apa, gw terima.. justru dengan ini gw semakin kuat.. Akhirnya gw semakin menyadari bahwa Principessa tidak lagi “sangat membutuhkan” kehadiran gw seperti yang selama ini dia bilang dan seperti yang selama ini gw kira. Ternyata kebutuhan dia akan cinta, perhatian dan kasih sayang sudah mampu dipenuhi oleh si Turtle.. hanya saja, Principessa belum siap untuk kehilangan gw. Dan gw terima itu, karena keinginan gw untuk bisa membahagiakan Principessa lebih besar daripada keinginan untuk menuntut dia menjadi seperti yang gw mau. Makanya, gw mau enggak mau harus terima rasa sakit ini, mungkin memang ini resikonya, dan gw mau menerimanya.

Beban di hati dan pikiran Principessa sudah teramat banyak, gw enggak mau menambah bebannya. Gw enggak mau, gw cuma mau dia seneng, dia bahagia, dia sehat sentosa. Dan itu juga yang membuat gw merahasiakan ini, sampai saat ini Principessa enggak tau kalo gw tau tentang mereka berdua, Principessa enggak tau kalo gw sakit hati karena itu. Sampai saat ini, yang dia tau adalah dia berhasil menutupi perasaan yang sebenarnya, dan berfikir bahwa gw enggak tau dan dia enggak terlalu menyakiti hati gw. Dan gw harap gw bisa tetep merahasiakan ini sampai kapan pun.

Bahkan sebenarnya ada lagi satu kisah pilu.. tapi sayang, gw enggak bisa ceritain ke kalian karena berbagai pertimbangan.. dan kejadiannya itu disaat gw seharusnya merayakan anniversary kami yang ke 4. Biarin aja, biar cuma gw yang tau..


Gw harus bisa merahasiakannya, agar dia lepas dari rasa bersalah karena telah berbohong dan mengkhianati gw, agar dia enggak semakin terbebani oleh pikiran-pikiran yang bisa mengganggu konsentrasinya, agar dia tenang dan enggak terusik kebahagiaannya. Semoga dia enggak akan tau, semoga aja dia enggak pernah akan tau.. biar gw yang simpen rahasia ini di dalam hati gw, di balik bilik pintu yang terletak di koridor relung hati gw, yang di pintu itu tercantum nama “Principessa”.. biar rahasia ini gw pendam disana..

Huffffth.. 11 Oktober, semoga tanggal itu enggak akan mendatangkan kepedihan lagi di masa mendatang.. semoga ini semua enggak akan terulang.. <=)

Ti amo Principessa..
more than you know, more than anything I’ve ever loved..
at least, I love you more than my self..


0 comments:

Post a Comment

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies