LIFE THOUGHTS
this site the web

Sebuah Renungan Rasa Perih

Sebesar apa kesalahan yang ku perbuat? hingga aku harus merasakan perih sedalam ini? apakah belum cukup untuk menebus keegoisanku dahulu? apakah belum cukup untuk menebus keangkuhanku yang dulu? apakah kesabaran ini harus lebih besar lagi? apakah hati ini harus lebih dingin lagi agar panas dan perih yang kurasa dapat sejuk dengan segera?


Aku telah melakukan segala yang ku bisa untuk memperbaikinya. Aku pun sadar kesalahan-kesalahanku dimasa lalu. Tapi kenapa begini? kenapa harus begini?

Dia mengkhianatiku meskipun aku tidak pernah mengkhianatinya, bahkan dia berkhianat untuk yang ke 3 kalinya. Dia menelan mentah-mentah semua perkataannya padaku.. untuk “sedang ingin sendiri dan fokus menjalani hidup” namun malah mendekati pria lain, bahkan dari mulai kami masih berhubungan.. untuk “tidak menyayangi pria itu dan tidak memberi tahu pria itu” namun malah memberi tahunya dan membuka hati untuk pria itu, bahkan di saat kami masih berhubungan dan di saat dia berkata padaku dengan keyakinan yang dalam untuk jujur dan masih setia.. dan masih banyak lagi..


Bahkan dengan aku menerima keputusannya untuk memilih orang lain dengan ikhlas meski itu jelas-jelas menjilat ludahnya sendiri pun seakan belum cukup.. aku telah ikhlas.. aku telah rela.. demi dia mendapatkan dan merasakan kebahagiaan untuk hidupnya.. aku telah menjauh darinya dan tidak menghiraukan dirinya demi dia bisa melepaskan dan melupakanku karena ku tahu itu berat baginya.. aku tulus menerima keadaan seperih dan sesakit-sakitnya yang disebabkan oleh segala perbuatannya, yaitu berbohong, berkhianat, dan egois.. Ya Allah, aku sungguh telah menerimanya dengan ikhlas..


Tapi.. kenapa masih seperti ini? dia masih menyakitiku.. segala hal yang kulakukan menjadi salah di matanya.. dia berkata aku penjilat.. dia pikir aku egois.. dia berkata aku berlebihan.. dia berpikir aku tidak dewasa dan kekanak-kanakan.. dia dengan mudahnya membentak dengan nada tinggi dan kasar.. dengan mudahnya dia mencaci dan menginjak diriku.. dengan cepatnya dia merubah rasa rindunya padaku menjadi benci, mengubah rasa sayangnya padaku menjadi ketidakpedulian..


Apa yang harus kulakukan? apakah aku benar-benar harus hilang dan pergi tanpa perduli lagi padanya? dan juga semua hal yang berhubungan dengan dirinya dan hidupnya? Ataukah dia harus tahu semuanya..? Haruskah dia tahu bahwa aku membantunya melunasi segala hutang-hutangnya yang tertinggal ketika dia masih bersamaku di saat kuliah meskipun aku sendiri terlilit banyak hutang dan masalah ekonomi? bahwa aku telah lama tahu dirinya mengkhianati dan membohongiku namun masih menghadapinya dengan sabar seolah tidak terjadi apa-apa karena aku memahami dia masih membutuhkan kehadiranku? bahwa segala beban dan masalah pribadiku sampai yang terberat kusampingkan sejenak demi menghadapi perilaku egoisnya dan menerima dirinya dengan sabar? bahwa aku mati-matian membangkitkan semangatnya yang redup dan jatuh disaat semangat dan hidupku pun sedang hancur dan jatuh pada titik yang terdalam? dan masih banyak lagi hal perih lainnya, yang tulus kulakukan demi maksud mulia membahagiakan dirinya tanpa dia tahu.. haruskah? haruskah dia tahu?


Jika dia tahu.. tidakkah itu akan memberinya beban yang berat akan perasaan bersalah? apakah dia sanggup menerima dan menghadapi itu? tidakkah itu hanya akan membuatnya jatuh? tidakkah itu akan menghilangkan segala ketenangan dan kebahagiaannya dalam sejenak? Iya, memang sebaiknya ia tidak tahu..



Saat ini aku terperosok lebih jauh ke lubang yang lebih gelap dan lebih dalam. Padahal kesempatan untuk cepat membahagiakan orang tuaku ada di depan mata, untuk segera lulus kuliah. Padahal aku sedang ingin mengejar impianku menjadi pemusik. Padahal saat ini aku menyadari kesulitan kedua orang tuaku dan ingin membantu mereka dengan segenap jiwa ragaku. Padahal aku ingin kembali tertawa seperti dulu lagi setelah sekian lama hanya menangis. Padahal aku ingin bermimpi indah lagi setelah sekian lama hanya bermimpi tentang dia setiap harinya. Padahal aku ingin hidup dengan pikiran dan hati yang tenang seperti sewajarnya setelah sekian lama hanya memikirkan, mengkhawatirkan, dan membayangkan dia setiap detiknya. Padahal aku sudah sangat sakit karena keadaan sebelumnya.

Ya Allah yang Maha Pendengar, Pengasih dan Penyayang, Maha Pemurah, dan juga Maha Besar.. Jika ternyata dia telah salah dengan memperlakukanku seperti ini, ma’afkanlah dia, mungkin dia hanya sejenak tenggelam dalam rasa bimbang yang teramat besar.. Jika aku yang telah salah karena perlakuanku yang tulus pada dirinya namun ternyata hanya menambah bebannya, ma’afkanlah aku, karena aku hanya manusia biasa yang berusaha untuk melakukan yang terbaik namun tidak mengetahui apa yang sebenarnya paling terbaik.. Jika dia mengetahui dan menyadari semua ini suatu hari nanti, hindarkanlah dirinya dari beban perasaan bersalah, berikanlah kepadanya sebuah sudut pandang positif yang membuatnya tidak akan merasa bersalah atau pun menyesali perbuatannya.. Jika pun dia merasa bersalah atau menyesal, buatlah dia mampu untuk mema’afkan dirinya sendiri sehingga ia terhindar dari perasaan jatuh ke lubang yang dalam dan terhindar dari perasaan tenggelam dalam rasa sedih yang berkepanjangan.. Kabulkanlah permohonanku ini ya Allah.. Buatlah kami menjadi orang yang lebih baik lagi di hari esok.. Berikanlah kebahagiaan dalam limpahan rizki dan rahmatMu kepada kami.. Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami.. Maka ku mohon berikanlah yang terbaik bagi kami, bagiku dan baginya.. Selalu lindungilah kami, jauhkan kami dari cobaan yang berat, dan kesulitan-kesulitan.. Jika pun Kau memberi cobaan berat itu, buatlah kami mampu untuk melaluinya.. Ya Allah, kabulkanlah segala permohonanku.. Amin..


Semoga aku bisa melalui semua ini, dan menerima semua ini.. semoga aku bisa kembali bangkit.. aku akan coba.. aku akan berusaha.. terima kasih karena telah memberiku kesabaran ini ya Allah.. terima kasih karena telah membersihkan hatiku dari rasa dendam, iri, maupun dengki..


Terima kasih ya Allah.. Terima kasih banyak..


0 comments:

Post a Comment

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies