LIFE THOUGHTS
this site the web

Harus Bisa

Saat gw nulis ini, gw sedang enggak enak badan. Badan gw demam, panasnya cukup tinggi. Mungkin itu disebabkan oleh beberapa hal juga, seperti misalnya dalam 6 hari ini gw cuma tidur kira-kira kurang lebih 12 jam, jadi dari 144 jam yang tersedia gw cuma memakai kurang lebih 12 jam untuk istirahat. "How freak i am, huh?" yup, dan dalam kurun waktu itu kerjaan gw diantaranya chatting, latihan band, bantu-bantu nyokap gw sedikit-sedikit (sedikiiiiiiit sekali), dan jalan-jalan keluyuran enggak karuan. Yah, yang jelas sih itu pasti udah lebih dari cukup untuk membuat badan gw akhirnya demam kayak sekarang. Gw mau curhat sedikit tentang keadaan gw saat ini, siapa tau itu bisa membuat diri gw sedikit lega.


Disamping faktor kurang istirahat itu, sebenarnya akhir-akhir ini sungguh saat-saat yang teramat berat seumur hidup gw. Satu tahun terakhir ini.. iya, satu tahun ini.. sungguh-sungguh berat buat gw. Banyak sekali cobaan yang bertubi-tubi datang tanpa memberi gw waktu untuk berfikir dan merenung. Mungkin bukannya "tidak diberi waktu", lebih tepatnya adalah "gw tidak menggunakan waktu yang tersedia untuk berfikir dan merenung". Hahahaha, iya.. karena pada kenyataannya waktu yang tersedia yang seharusnya gw gunakan untuk berfikir pun merenung itu hanya gw gunakan untuk meratap.. iya, meratapi nasib gw dan keadaan gw. Menyedihkan bukan? hanya meratap dan meratap lagi, yang akhirnya malah semakin memberikan tekanan yang menjadi-jadi.

Susah untuk gw ceritakan secara lengkap dan gamblang disini tentang masalah-masalah itu. Terlalu kompleks untuk gw jelaskan, dan banyak sekali faktor-faktor yang menghambat gw untuk memberi "Dongeng" secara lengkap. Mungkin gw hanya akan coba untuk menjelaskannya secara garis besar saja.

Yang pertama itu tekanan muncul sari benak gw sendiri, oleh pikiran gw, dan karena gw sendiri. Hal ini berkaitan dengan arah dan tujuan hidup gw di masa depan, "what i have to do?", "what should i do?", "what and which one is the best thing for me?" kira-kira demikanlah isi hati gw yang memunculkan banyak pertanyaan dan kegelisahan.

Berikutnya adalah.. yup, Principessa's things is one of them.. gw enggak akan bahas banyak di sini, karena terlalu rumit untuk gw jelaskan. Lagipula, udah ada wadah tersendiri untuk mencerikan kisah tentangnya di posting blog gw ini dengan label "Principessa" so, i don't have any story to tell here.. Yang jelas dia juga menjadi salah satu penyebabya, termasuk faktor yang terbesar. Tidak yang paling besar, tapi at least Principessa jadi faktor kedua terbesar di sini.

The next one is.. My Band problems.. (yang di Jakarta) iya, karena itulah hidup gw, itulah keinginan gw, itulah mimpi gw, dan itulah GW! Semenjak kami vakum karena 3 personil kami keluar (Vocalist, Guitarist, dan Drummer) yang akhirnya hanya menyisakan gw dan "si kurus" bassist gw, kami tidak lagi benar-benar berjalan. Terasa hampa, kosong, tanpa harap, cemas, gelisah, pokoknya banyak yang negative. Mental kami jatuh, seperti pengemis yang pasrah menerima keadaannya sebagai pengemis, tanpa berusaha untuk bekerja sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Bisa dibilang "We're DEAD". Kami berjalan luntang-lantung, tertatih-tatih, mencoba untuk tetap bertahan dengan kondisi ini, mencoba untuk kembali merajut mimpi kami. Sekarang kami punya Drummer baru (Lay) dan Vocalist baru (Poet). Semoga dengan kehadiran mereka keadaannya akan bisa menjadi lebih baik. Banyak kisah dari NADA yang sangat berkesan, unik, menggugah, dan menarik.. dan gw akan bahas itu nanti-nanti lagi agar kalian bisa mengerti kenapa masalah band yang notabene hanya sekedar kegiatan berlandaskan hobbi ini membuat pikiran gw terbebani. They're so special, and i love them so much. Pokoknya saat ini keadaan sudah mulai membaik, tapi masih tetap memberikan sedikit beban pikiran untuk gw.

The last one is the biggest factor! But it's so ironic, karena justru faktor inilah yang paling enggak bisa gw ceritakan ke kalian semua. This factor is.. "Family Problem", hufffth.. Masya Allah, jika kalian itu benar-benar kenal gw dan keluarga gw, pasti kalian akan berpendapat "ah, kayaknya baik-baik aja.. enggak ada masalah tuh, lancar-lancar aja.." Well, jangankan para kerabat dekat yang kenal, bahkan keluarga besar gw pun sama sekali enggak tau tentang ini.. tentang masalah-masalah yang terjadi di keluarga kecil gw. Bukan cuma satu, tapi ada beberapa, dan itu semua.. sungguh.. sungguh.. sungguh.. sungguh.. amat sangaaaaaaaaaaaaaat membebani gw. Setiap kali inget masalah ini, gw merinding.. bingung rasanya.. perih rasanya.. takut.. kesepian.. kedinginan.. Kebayang enggak sama kalian semua? kami sekeluarga hidup normal dan berjalan dengan keadaan seperti wajar-wajar saja, namun sebenarnya di balik itu ada beberapa masalah yang sangat besar yang bersemayam di tiap-tiap aspek dan elemen keluarga tersebut. Damn! gw enggak bisa berkata banyak tentang ini, gw akan terdengar seperti orang gila yang ngigau dan ngelantur. Apapun yang gw bilang tentang masalah ini di paragraf ini, kalian semua enggak akan mengerti, karena pada dasarnya gw justru menyembunyikan inti dari permasalahan ini. I just can't tell it.. too many things that made my lips keep locked..

Begitulah kira-kira beberapa masalah yang ada di hidup gw sekarang, dan itu semua memberikan beban pikiran yang sangat berat di kepala gw, seolah semua numpuk, stress! Mereka (masalah-masalah itu) seakan-akan berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya untuk bahu membahu meledakkan isi kepala gw. Sebagai seseorang yang sangat suka berfikir dan merenung, it is a very very dangerous thing to me. Itulah musuh terbesar gw, karena mereka akan membuat gw terus menerus berfikir keras untuk mancari jalan keluarnya. Dan itu akan terjadi dalam "konteks" yang tidak wajar karena gw akan menimbang masalah-masalah itu dengan amat detail, dari berbagai sudut pandang yang ada, dari berbagai pilihan yang tersedia, dan dengan didasari oleh pikiran yang bermacam-macam. Itu semua akan sangat berlebihan, bagi gw atau siapapun yang melihatnya. Oleh karena dasar itu pula lah gw memutuskan untuk pulang ke rumah dalam waktu yang cukup lama yaitu 2 minggu. Karena biasanya gw kalo pulang paling lama cuma 3 hari terus balik lagi ke Bandung. Kali ini gw ambil langkah beda, gw mau memikirkan banyak hal tersebut, memilahnya satu persatu dengan seksama, dan mengambil keputusan yang tegas dan kalo bisa juga tepat! Dan juga ini akan menjadi salah satu ajang refresh penat gw dan mencoba mengisinya dengan melakukan banyak kegiatan. Namun pada nyatanya waktu sudah berjalan hampir 2 minggu, dan gw ternyata tidak banyak mengisi waktu-waktu itu dengan melakukan banyak kegiatan. Sebenarnya sih cukup banyak, hanya saja tidak banyak kegiatan yang "Positive"nya.

Sejujurnya gw malu untuk mendeklarasikan kegelisahan gw ini. Kenapa? karena gw yakin masih banyak orang-orang di luar sana yang bernasib seperti gw dan mampu melewatinya dengan baik (tidak serumit gw). Atau bahkan pasti masih banyak diantara kalian semua yang bernasib jauh lebih buruk dari yang gw alami. Enggak usah jauh-jauh di luar sana, yang dekat sama lingkungan gw aja misalnya.. untuk sekedar contoh, gw malu kalo ceritain tentang masalah ini sama teman gw si "Bonney" kenapa? karena dia itu mengalami hal-hal yang jauh lebih berat dari gw, dan gw sendiri ikut merasakan pengalaman-pengalamannya itu, juga turut menjadi saksi atas kemalangan-kemalangan yang telah menimpanya. Tapi, dia tetap bisa tersenyum senang dan sumringah, dia masih bersemangat ngurus band gw (karena dia itu managernya), dia masih bisa bersosialisasi dengan lingkungannya dengan sangat baik. Intinya, dia seolah menikmati semua hal dalam hidupnya, baik susah maupun senang. Meskipun gw tau pasti di dalam hatinya itu muncul banyak kegelisahan, keresahan, kepenatan, maupun kesedihan.. juga ditambah beban yang amat sangat berat untuk mengemban tugas sebagai tulang punggung keluarganya. Gw malu.. sumpah! Gw malu!

Gw pernah sedikit curhat tentang perasaan gw yang merasa kesepian sama si Bonney (sedih rasanya menghadapi masalah-masalah seberat ini tanpa ditemani seseorang yang peduli sama gw, karena sekarang udah enggak ada Principessa di sisi gw). Dan dia jawab dengan sungguh bijak dan penuh motivasi. Dia bilang "tenang aja lagi Paul.. gw tau lo bukan tipe orang yang suka tergantung sama orang lain.. lo juga dari dulu udah biasa sendiri kan? jadi jangan terlalu dirasain, nikmatin aja.. lo pasti bisa kok! gw yakin.." Itu kata Bonney. Iya, gw setuju sama dia, gw pasti bisa, pasti! Gw udah pernah tinggal di rumah yg atap ruang makannya bolong (dan orang tua gw enggak ada biaya untuk benerinnya waktu itu) dan itu juga ngebuat rumah gw banjir kalo hujan. Bibir gw pernah sobek gara-gara di jedotin ke gagang pintu sama bokap gw cuma karena nilai ulangan IPS gw lima waktu gw kelas 4 SD (dan gw bisa maafin bokap gw dan tetap sayang sama dia tanpa dendam). Pokoknya sebelumnya juga gw pernah mengalami banyak hal pahit dalam hidup gw yang akhirnya mampu gw lewatin, atas dasar itulah seharusnya gw mampu ngelewatin ini semua. Gw harus bisa..!

Masih tersisa kira-kira 2 hari lagi gw di rumah. Meskipun belum semuanya terselesaikan, ataupun belum banyak keputusan yang gw buat, at least beberapa sudah gw ambil dengan siap (InsyaAllah). Sekarang tinggal bagaimana gw menjalani keputusan itu dengan konsisten dan teguh. Untuk sisanya yang belum terpecahkan, mungkin akan gw tunda dulu untuk sementara, gw harus mengambil prioritas utama mana yang harus gw dahulukan. Semoga gw bisa ngejalanin keputusan-keputusan yang sudah gw ambil dengan tegas, teguh, dan konsisten. Semoga juga gw bisa menyelesaikan masalah sisanya, dan ada jalan untuk itu. Dan semoga gw mampu melewati ini semua dengan baik.

Gw pasti bisa, Gw harus bisa!
Harus..!!!

Kabulkanlah permohonanku ya Allah.. Amin.. <=)

Full Page »»

il Tri'dente Magnifico


Hari minggu kemarin cukup mengejutkan. "Iman" teman gw sesama Milanisti SMS "paul, nih hasil pertandingan tim kita, pencetak gol berdasarkan urutan waktu : Seedorf, Matri, Lazzarri, Boriello, Pato, Ronaldinho (p), Lazzarri.. hasil akhir silahkan hitung sendiri.." Yup, hasilnya adalah 4-3 untuk kemenangan tuan rumah AC Milan saat menjamu Cagliari. Gw saat menerima kabar itu lagi nonton film 2012 yang sedang diributkan oleh orang banyak saat ini di 21 Pondok Indah. Langsung terusik rasa penasaran gw, "kok bisa?" gw emang yakin il Diavoli bakalan menang lawan Cagliari, cuma kok hasilnya 4-3. Di benak gw berfikir "pasti pertandingannya ketat dan seru" gw pengen cepet-cepet pulang dan buka Youtube untuk liat highlight game-nya.


Sesampainya di rumah gw buru-buru buka Youtube dan download video highlight-nya. Kebetulan komputer gw lagi error hari itu, jadi meskipun udah di download belum bisa gw tonton. Gw baru bisa nonton kemarin malam, pas komputer gw udah bener. And.. What a Game!!! baru kali itu gw liat AC Milan musim ini bermain se-atraktif itu, serangan yang dibangun sungguh unik, bervariasi, kreatif, tangkas, pokoknya Magnificent!!! Gw berdecak kagum ngeliatnya. Tri'dente kami (Ronnie, Borriello, & Pato) benar-benar mematikan. Well, they played so amazing that night..

Memang lini belakangnya masih tetap aja jadi masalah berat. Umur para Difensore kami sudah uzur (bahkan hampir di semua lini lho..), sementara pihak klub masih enggan mengeluarkan biaya untuk memboyong para generasi muda. Dengan demikian hal ini gw maklumi, lagipula selama para Attacante kami subur tentu itu bukan jadi masalah.

Malam itu permainan Tri'dente kami sungguh menawan. Borriello benar-benar dapat memainkan perannya sebagai seorang "Target Man", Pato mengkoyak-koyak barisan pertahanan lawan, dan Ronaldinho mengirimkan umpan-umpan terukur kepada Pato dan Borriello. Waaaw.. gw terpana melihatnya.. senang saya! huahahahahaha...!!! >=DDD

Alexandre Pato mulai membuktikan bahwa ia layak untuk menjadi andalan bagi AC Milan, Ronaldinho mulai menyatu dengan permainan Milan dan dengan sepak bola Italia, Borriello mulai bangkit kepercayaan dirinya. Wahai dunia, saksikanlah para Tri'dente hebat itu.. dan kami bangga menunjukkannya kepada kalian semua, bahwa mereka adalah para punggawa kami.. hahahahahahaha..!!! >=DDDD

Grazie Ragazzi, semoga kalian bisa mempertahankan performa ini.. Forza Milan e Milan ole!!!!

Full Page »»

Good Luck My Friend

Pastinya kalian masih inget postingan gw sebelumnya yang menceritakan gw berkunjung ke rumah masa kecil gw, dan temen deket gw waktu kecil si "Pay". 2 hari yang lalu gw baru ngobrol-ngobrol sama temen SMP gw, yang kebetulan juga temennya Pay (Pay satu SMP juga sama gw) dan gw ceritain tentang perasaan gw yang sedih liat kondisi Pay saat ini. Tiba-tiba aja gw denger kabar yang lebih mengejutkan lagi, temen gw itu bilang "oooh, kalo itu sih gw tau paul.. emang kasian dia, tapi itu belum seberapa.. gw juga banyak tau kabar dia dari 'seseorang' paul.." lho? dengan kondisi Pay yang gw tau sekarang aja gw udah prihatin, kok katanya malah lebih parah lagi? emang kenapa si Pay? Gw semakin khawatir, penasaran, dan bertanya-tanya.


Ternyata Pay itu obsessed untuk jadi Polisi. Dia udah 5 kali coba masuk polisi dan semuanya gagal total sampai dia ngedrop dan frustasi. Mungkin itu juga alasannya kenapa Pay nganggur dulu sampai hampir 3 tahun setelah lulus SMA, selain masalah ekonomi. Pay ngedrop gara-gara banyak hal, pertama-tama masalah ekonomi, yang ke dua itu adalah cita-citanya untuk jadi polisi yang enggak kesampaian (malah jadi satpam), tapi itu belum seberapa. Ada lagi kisah si Pay yang ternyata lebih perih, dia ternyata sempat jadian (pacaran) sama salah satu pegawai di Bank tempat si Pay kerja (maklumlah, si Pay kan ganteng). Nah, celakanya si perempuan ini sering banget diledekin sama temen-temen kantornya, mungkin mereka ngeledek "yaaah, pacarnya cuma satpam..". Jadi, setelah beberapa lama mereka pacaran, akhirnya putus juga karena si perempuan merasa malu sama teman-teman kantornya dan ingin mencari pasangan yang sederajat (berdasi juga gitu maksudnya..). Dan sampai sekarang Pay masih kerja di sana, begitu juga si perempuannya, coba bayangin.. sakit hati enggak sih? Kasian gw sama si Pay.. sedih.. T_T

Cerita itu menggugah hati gw, harusnya gw masih bersyukur. Emang gw sayang banget sama Principessa, tapi Tuhan udah nunjukkin lebih dari cukup kalo Principessa itu bukanlah orang yang tepat, dan lagi gw udah banyak banget disakitin sama Principessa. Harusnya gw itu bersyukur, harusnya gw itu merasa beruntung, karena tanpa susah payah justru Principessa yang ninggalin dan mengkhianati gw. Gw harusnya bersyukur dikasih jalan dan diberi kesempatan untuk mendapatkan pengganti yang lebih baik (entah kapan, entah dimana, entah siapa). Pay pasti lebih menderita, tapi dia berusaha untuk move on. Ditambah lagi dia sambil kerja keras cari uang, kuliah malam demi masa depan, bantu beban keluarga, dll. Gw cuma sekedar masalah hati yang harusnya enggak seberapa, dan masalah beban pikiran aja. Harusnya gw bisa lebih kuat, meskipun enggak sekuat si Pay, at least gw harusnya bisa lebih kuat dari gw yang sekarang..


Gambar di atas adalah foto kami berdua waktu kecil, saat itu kami sedang berpartisipasi dalam sebuah acara anak-anak. Huffffth.. sabar ya Pay? Gw pengen banget bisa bantu si Pay. Tapi gimana? ngurus diri gw sendiri aja gw masih amburadul. Gw doain deh si Pay supaya sukses.. Meskipun gw enggak deket pas SMP (yang notabene "bareng") tapi Pay tetep punya tempat sendiri di hidup gw, gimanapun juga dia itu temen kecil gw.

Duuuh, payah ya gw? melankolis banget, sensitif.. emang akhir-akhir ini (1 tahun belakangan) gw banyak banget beban pikiran yang akhirnya bikin gw sering melankolis, ditambah lagi emang gw udah dari sananya itu orang yang sensitif, makin aja deh jadinya.. hahahahaha..<=) Pokoknya gw ucapkan "Good Luck" buat si Pay.. Wish you can reach your dream.. Semangat Pay! cayooooo!!!!!

Full Page »»

The Patilans

This is story about my chat friend a couple of months ago.. Namanya “Patil”, perempuan dari india. Namanya emang aneh, ya maklumlah namanya juga orang India, mungkin terdengar aneh karena kita enggak biasa dengernya. Coba cek di google untuk search orang yang namanya “patil”, banyak kok yang bakal muncul dari India. Terus apa istimewanya? oke, berikut akan gw bahas kenapa sampai gw tulis posting tentang dia.


Dia berasal dari keluarga kelas menengah di India. Orangnya seru diajak ngobrol dan bercanda, bahasa inggrisnya juga bagus. Gw kenal secara enggak sengaja dari “Yahoo Chat”, akhirnya gw ngobrol banyak dan jadi sering chat sama dia. Awalnya kami berdua itu ngebahas tentang hobbi kami masing-masing, juga mimpi-mimpi kami tentang masa depan. Dia punya mimpi dan cita-cita untuk jadi orang sukses yang bisa memajukan India. Iya, patil itu sisi sosialnya kuat banget, dia banyak peduli tentang kultur dan juga kondisi negaranya. Dia pintar dan masih muda, umurnya 21 tahun dan masih kuliah, wajahnya juga cukup cantik. Dia banyak tanya juga mengenai gw, gw jawab apa adanya aja dan dia bilang dia suka ngobrol sama gw. Katanya “I love your natture, you are a nice person” gitu katanya ;P.

Beberapa hari kedepannya gw terus ngobrol sama dia setiap malam hari. Setelah lama gw ngobrol sama dia, tiba-tiba dia nanya “ehm ehm, paul.. can I ask you something?” gw jawab “sure, what it is?”. Pertanyaannya sungguh mengejutkan gw “can you give me a lesson about SEX? I really want to know about it..” waaaaaaaaahhhhh, kaget gw! bisa-bisanya si patil ini ngajak in gw ngobrol soal sex. Itu dia kenapa gw sampai ngebahas soal si patil di salah satu posting gw, it’s because she’s unique. Ternyata patil itu sebenarnya orang yang kuper, dia jarang keluar rumah. Andaipun dia jalan-jalan keluar, paling sama keluarganya. Dia suka ngumpul sama teman-teman ceweknya, tapi itu di rumah dia, jadi teman-temannya yang dateng ke tempat dia bukan dia yang keluar. Dia didesak orang tuanya untuk terus menerus belajar dan belajar, makanya dia enggak ngerasain gimana serunya di dunia luar. Nah, kebetulan teman-teman ceweknya itu adalah orang-orang yang bebas. Mereka benar-benar di bebasin sama orang tuanya untuk berbuat apa aja. Dari merekalah si patil diceritakan “bagaimana serunya dan nikmatnya berhubungan sex”, dan karena malu, makanya patil berusaha mencari-cari lewat internet. Karena dia enggak dapet apa-apa (mungkin masih awam dan kurang pengalaman, padahal kan banyak “sex” di internet..;p) dia coba cari teman chatting untuk memuaskan hasratnya yang ingin tau banyak tentang sex. Kebetulan dia ketemunya sama gw, dan dia merasa nyaman untuk ngobrol sama gw, makanya setelah lama kami sering chat, akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya ke gw malam itu..

Haha, kira-kira begitulah sebabnya kenapa dia tiba-tiba bertanya soal sex sama gw. Gw jawab pertanyaan-pertanyaan dia sebisa gw. Benar-benar gila deh tuh dia, haus banget dia akan pengetahuan soal sexual, dia juga nanyain dimana dia bisa mendapatkan video sex untuk referensinya. Hahaha, gw kasih tau aja alamat situ-situs gituan yang gw tau. Pertanyaannya detail banget, intim banget, pokoknya tabu.. itu bikin gw jadi ngerasa gimanaaaaa gitu, secara gw juga udah photo sharing sama dia, jadinya kan mau enggak mau jadi kebayang dia yang lagi penasaran soal sex, itu bikin gw jadi malu ngobrolnya ;p. Dia sampai pernah menceritakan kalo kemarin malam itu dia untuk pertama kalinya ngerasain yang namanya “masturbasi”, ya ampun, ada-ada aja itu perempuan, kaget gw. Benar-benar enggak nyangka cewek secantik dan semanis dia, sepintar dia, sekelas dia, bertanya-tanya secara menggebu-gebu dan vulgar soal sex. Haha, ternyata cewek juga ada yang begitu ya? bukan cuma kaum adam aja yang suka sama hal-hal begituan..;p

Dulu gw sering banget chat sama dia, tapi sekarang udah enggak. Kenapa? karena sekarang gw jadi males, udah enggak “fun” lagi, dia jadi terasa protektif. Dari banyaknya percakapan kami itu membuat dia jadi suka sama gw, jadinya protektif gitu, untug aja dia jauh di India dan enggak tau menau soal kontak gw, kalo tau kan bisa berabe..hahahaha >=D. Soalnya gw jadi risih, misalnya aja gw enggak chat beberapa hari, tiba-tiba pas gw nongol lagi di messenger dia marah-marah enggak jelas. Nanyain gw ngapain aja, kemana aja, kenapa enggak On Line kemarin-kemarin, dan banyak lagi. Dia jadi ngerasa kalo gw itu “pacar”nya dia, jadi freak keliatannya buat gw. Obrolan kami jadi enggak fun lagi, dia emang udah enggak nanya-nanya soal sex lagi, tapi dia malah rewel mengusik kehidupan pribadi gw. Akhirnya gw mulai kesel sama dia, jadi sekarang di YM gw itu status buat dia adalah “Permanently looked off line to Patil” hahaha, kabur gw..=D.

Patil jadi salah satu cerita unik dan lucu buat gw. Ngebuat gw ngerasain punya teman chat cewek yang pengen tau banyak soal sex, udah gitu sampai jadi freak suka sama gw, hahahaha…>=D. Gw juga enggak tau kenapa, awalnya sih gw asik-asik aja dengan berfikir “ah, lumayan buat seru-seruan kalo lagi OL” tapi ternyata dianya malah jadi berlebihan gitu.

Haha, ya pokoknya gitu deh.. aneh banget rasanya.. Yang pasti itu merupakan cerita yang unik buat gw. hehehe..;p

Cheers..^^

Full Page »»

Childhood Memories

Tiba-tiba aja hari sabtu kemaren gw chat sama temen kecil gw di FB, namanya "Pay". Dia ngajakin gw main ke rumahnya "heh Paul, main-main lah ke rumah gw.." terjadi obrolan-obrolan kecil diantara kami.

PauL: "kerja dimana lo pay?"
Pay : "di daerah gatsu gw paul".

Wah, gaya ya si Pay, udah kerja di daerah Gatot Subroto.. (si temen kecil gw itu sekarang gawe apa ya..?) gitu pikir gw.

PauL: "kerja ape lo pay di sana?"
Pay : "gw iT paul"
PauL: "wah, gaya lo ya? kecilnya joget-joget bareng gw, eh pas gede udah jadi anak IT aje.."
Pay : "hahaha, bukan IT paul.."
PauL: "lha?"
Pay : "Paskampret nih gw.. hahaha, jadi Satpam di Bank Mandiri.."
PauL: "kok bisa pay? lo gak kuliah?"
Pay : "ya makanya itu gw kerja, buat nabung biar bisa kuliah.. gw udah kuliah sekarang, baru mau semester 2, gw ambil Sarana Informatika.."
PauL: "wah, bagus-bagus! kangen gw sama nyokap lo"
Pay : "baik-baik aja nyokap gw, main-mainlah ke sini.. gw besok malem ada di rumah kok.."
PauL: "Oke deh pay, besok gw ke sana.."

Begitulah, itu awalnya makanya gw besoknya main ke rumah masa kecil gw. Sejujurnya awalnya itu cuma basa-basi aja gw ngobrol sama si pay di FB, biar enggak di bilang sombong ;p. Tapi, begitu gw tau keadaannya gw langsung sedih.. tiba-tiba aja badan gw ini merinding dengernya.. si Pay jadi Satpam.. Mungkin si Pay ketawa-kwtawa aja ngebahas itu, dia santai-santai aja. Tapi gw enggak, ngebayangin temen kecil gw (tetangga lebih tepatnya, pas di sebelah rumah gw) yang dulunya ketawa-ketawa main bareng, TK bareng, taunya sekarang jadi satpam.. ya Allah, sedih banget gw.. T_T


Besoknya gw berangkat dari rumah malem-malem, sekitar jam 7 lebih sedikit. Gw deg-degan mau main kesana, maklumlah udah hampir 13 tahun gw enggak ke sana, gw pindah dari sana pas kelas 6 SD. Akhirnya gw sampe di pintu gerbang komplek "SELAPA POLRI" di daerah pasar jum'at. Gw merinding, meskipun pintu komplek itu udah banyak berubah, gw tetep aja merinding.. gw masuk, pelan-pelan gw bawa motor gw sambil tengok-tengok sekitar. Ada cafe, yang gw inget dulunya itu cuma tempat foto copy, gw pernah di omelin sama bokap gw di sana gara-gara ngerengek-rengek minta buru-buru pulang =D. Tepat di seberang cafe itu perempatan jalan komplek, gw inget pernah jatuh dari motor di situ sama bokap gw. Bokap gw jatuh karena dia nyetir motor dengan satu tangan saja.. yang satunya kemana? yang satunya megangin gw yang ketiduran pas di bonceng. Bokap gw megangin gw biar enggak jatuh, dia enggak mau ngebangunin anaknya yang lagi tidur pulas di belakang punggungnya. Waktu itu hujan rintik-rintik, pas belok di perempatan depan komplek itu kami jatuh.. motornya terpeleset karena licin, kami berdua pun jatuh. Begitu gw bangun, gw inget ada di atas badan bokap gw.. ternyata dia masih sempet2nya meluk badan gw pas jatuh, untuk melindungi gw biar enggak kena aspal, jadi dia yang jatuh ke aspal, dan gw ada di atas badannya. Hufff, sedihnya gw..T_T

Gw terus jalan sampai tiba di tengah komplek. Masjid yang dulunya pernah gw lemparin petasan dan ngebuat gw dikejar-kejar sama pak ustad itu sekarang udah berdiri megah. Besar banget masjidnya.. tempat gw belajar ngaji, lomba adzan, pesantren kilat waktu gw kecil. Gw berhenti di situ, benar-benar berhenti.. menikmati pemandangan itu, pemandangan masa kecil gw dulu., 13 tahun yang lalu.. Di sebelah kanan gw ada gang yang menuju ke arah TK gw, di gang itu gw biasa di kejar-kejar anjing sama temen kecil gw kalo pulang dari sekolah, di gang itu juga gw pernah ketabrak tukang POS karena naik sepedanya "meleng" enggak lihat kedepan, dan pernah ketabrak Taksi yang ngebikin gw "nyangsang" di kaca depan tepat di depan supir taksinya yang mukanya kaget minta ampun. Haha, bandel bener ya gw dulu? ;P

Gw akhirnya jalan lagi setelah lama bengong-bengong di situ. Enggak jauh dari situ gw ketemu perempatan lagi yang kalo lurus ke RT 05, kanan ke bengkel, dan kiri ke RT gw dulu. Di situ gw inget pernah ngeliat temen gw si "Toto" yang jatuh dari pohon jambu pas baru sehari dia di sunat (masih pake sarung lho!!). Gw belok ke kiri, sampai akhirnya gw ketemu warungnya "Ibu Teguh", warung tempat gw suka ngutang teh botol waktu kecil dulu (pas jamannya teh botol itu masih 300 perak). Tepat di seberang warung itu ada gang, itu RT 03, itu gang rumah gw yang dulu. Gw masuk, rumah ke 2 dari depan di sebelah kiri jalan, "RT 03 / RW 05". Rumah berpagar merah yang di halamannya ada pohon jambu yang besar itu sekarang udah enggak ada lagi, rumah itu sekarang terbelah jadi 2. Yang sebelahnya tukang jahit, dan sebelah lagi rumah biasa yang di huni oleh orang ambon. Dulu, itulah rumah gw.. tempat si tukang jahit dulunya adalah paviliun dan garasi gw, sementara yang sebelahnya itu rumah gw dan halamannya yang ada pohon jambu yang besar. Seketika terbayang waktu gw kecil dulu lari-larian di gang itu, terbayang saat gw mau berangkat sekolah dengan seragam TK gw yang warna kuning, terbayang waktu temen gw si "Semar" sama bokapnya tertimpa reruntuhan tembok pagarnya si Pay pagi-pagi buta, terbayang saat gw jatuh dari pagar rumah gw dan kening gw sobek. Rasanya itu baru beberapa hari yang lalu, ya ampun.. badan gw lemes banget saat itu, dinginnya malam sesudah hujan semakin menambah cita rasa "Melankolis" di malam itu. T_T

Gang itu udah mulus banget, aspalnya bagus, padahal terakhir sebelum gw pergi jalan di gang gw itu cuma batu-batu yang di sebar. Rumah berikutnya adalah rumah Pay, masih sama enggak banyak yang beda selain sekarang dia punya paviliun, dan sekarang ada motor 3 biji di halaman rumahnya. Gw parkir motor mio punya om gw di depan pagar, terus masuk ke halaman rumah si Pay sambil teriak "Assalamu'alaikum..". Pay keluar menyambut gw, "weeeeeyyyy, apa kabar lo??? hahaha..". Pay sekarang tinggi, tingginya hampir setinggi si "Klavier", wajahnya masih sama, ganteng.. emang dari kecil, dia yang paling ganteng diantara kami-kami semua. Gw juga heran sebenarnya, masalahnya orang tuanya itu dari sunda (sama kayak gw) tapi si Pay itu mukanya agak indo, dan rambutnya merah, dari dulu gw udah tanya, dia cuma jawab "tau dah, udah dari sananya begini..". Gw diajak masuk ke ruang tamu, disuguhin minum, kopi, roti, dan rambutan. Gw ketemu sama nyokapnya, bokapnya, dan kakaknya si Pay, mereka hampir enggak percaya kalo yang dateng itu gw yang notabene tetangga mereka 13 tahun yang lalu. Kami ngobrol-ngobrol sebentar disitu, nanya kabar nyokap gw, bokap gw, adek gw, dan kabar gw sendiri. Sampai kira-kira jam 9 malam gw dan si Pay keluar untuk ngobrol di paviliun sambil ngerokok dan ngopi (udah malem, jadi enggak enak kalo ngobrol di dalam terus).

Di luar, gw ngobrol-ngobrol banyak sama si Pay. Dia ceritain kalo keadaannya di sini emang udah banyak berubah, semuanya udah mulai sibuk sendiri-sendiri. Dia ceritain temen-temen kami sekarang udah pada jadi apa aja. Dia juga ngasih tau siapa aja yang pergi atau meninggal. Pokoknya kami ngobrol banyaklah tentang kenangan masa kecil.^^

Setelah ngobrol tentang masa kecil, dia mulai ceritain kenapa dia bisa sampai jadi satpam. Pay bilang dia lulus SMA nganggur 3 tahun karena enggak ada biaya buat kuliah. Si Pay cari-cari kerja, sampai akhirnya dapet kerjaan yang ini, yaitu jadi satpam di Bank Mandiri di daerah gatot subroto. Setelah nabung cukup, akhirnya Pay bisa beli motor sendiri (kredit) dan masuk kuliah ambil kelas eksekutif (kelas yang kuliahnya malam hari). Hufffth, prihatin gw sama keadaan temen kecil gw ini, beda banget sama gw yang ada biaya tapi masih belum kelar-kelar kuliah karena malas atau main-main. Pay kecil yang dulunya tukang main bareng sama gw, main kartu (gambaran), main bola, main petak umpet, bercanda, ketawa-ketawa, itu sekarang jadi seorang satpam. "Tenang Pay, pasti gw akan bantu lo suatu saat nanti pas gw mampu.." begitu gumam isi hati gw di malam itu saat mendengarkan ceritanya Pay.

Pay yang sekarang sama yang dulu enggak banyak berubah, mukanya masih tetap ganteng, halus dan putih. Orangnya masih tetap enak di ajak ngobrol dan bercanda, masih tetap mempunyai sisi misteri (suatu sisi pribadi yang seakan dia umpetin entah dimana), masih sopan dan ramah, yang beda cuma kalo saat ini dia itu berbadan tinggi.

Enggak lama kami di luar, datanglah tetangganya si Pay, yaitu si "Ciprut" temen gw juga. Si Ciprut sekarang udah gaya, udah bawa mobil sendiri, mobilnya Alphard hitam. Dia baru pulang habis dari rumah pacarnya.. "Gaya lo Prut! udah pacaran sekarang lo ya..??" dia itu umurnya 1 tahun di bawah gw dan 3 tahun di bawah Pay. Ciprut sekarang lagi magang, dia kaget pas lihat gw.. dia hampir enggak inget sama gw. Dia ikut nimbrung di paviliun itu ngobrol-bgobrol, sayang enggak lama, soalnya si Ciprut besok pagi ada ujian dan dia harus istirahat.

Ciprut banyak berubah, dulu itu dia culun. Dia enggak bisa bebas main keluar kayak yang lain karena enggak boleh sama bokapnya (di suruh belajar terus!). Tapi sekarang dia udah gaul, badannya pun jadi besar. Beda banget sama dia waktu kecil. "Haha.. ciprut, aneh banget gw liat dia sekarang.." ;P

Beberapa menit setelah si Ciprut pulang, dateng si "Tole" baru abis jemput kakaknya. Si tole itu benar-benar berubah banget sekarang. Dulu si Tole kecil, imut, suaranya cempreng. Tapi sekarang dia tinggi, gondrong pula.. meskipun suaranya masih tetep aja cempreng. Beda sama Ciprut, si Tole benar-benar masih inget sama gw, dia ketawa-ketawa dan cengar-cengir pas lihat gw. Kami bertiga ngobrol lumayan lama, biasalah.. tentang masa kecil kami.. =D

Jam 12 pas, akhirnya gw pamit pulang sama mereka. Mengingat si Pay besok pagi harus berangkat kerja, dan si Tole juga harus kuliah pagi. Gw putar arah motor gw ke arah sebaliknya, gw nyalain, dan gw berangkat pulang ke rumah sambil say "Bye" sama mereka.. Diujung gang gw sempet nengok ke belakang sambil melambaikan tangan, terdengar sama gw mereka teriak "hati-hati di jalan Paul, nanti kapan-kapan kita main ke tempat lo..!" Aneh rasanya pas diujung gang itu, melihat mereka melambaikan tangan dibarengi sudut pandang mata gw seakan melihat rumah gw di sebelah kiri jalan gang itu. Seketika terlihat mereka (Pay dan Tole) dalam wujud saat mereka kecil dulu.. "Sampai jumpa lagi kawan.." begitu kata gw di dalam hati.

Malam itu gw pulang ke rumah dengan rasa enggak karuan.. sedih liat nasib si Pay yang jadi satpam, tapi terharu melihat dia berjuang untuk pendidikan demi masa depannya.. sedih mengingat masa indah waktu gw kecil, tapi senang telah bertemu mereka lagi walau cuma sebentar. Meskipun cuma ketemu 3 orang, karena yang lainnya lagi pada pergi.. meskipun cuma lihat bagian depan komplek sampai rumah gw dan si Pay.. meskipun gw enggak sempat melihat semua perubahan di komplek itu.. gw tetep seneng.. Malam itu gw sedih, seneng, haru, melankolis, dsb.. campur aduk setelah melihat remang-remang masa kecil gw yang mulai terhapus oleh waktu dan zaman..

Nanti begitu ada kesempatan, gw akan main lagi ke sana. Untuk melihat semua perubahannya, untuk mengenang masa-masa kecil itu. Masa dimana gw hidup di dunia ini hanya sekedar untuk menikmatinya.. Semoga pas saat itu datang, gw bisa ketemu sama teman-teman yang lain juga dan melihat keadaan mereka..^^

Have a new life my old friends.. Have a good life.. ^^

Full Page »»

Sebuah Renungan Rasa Perih

Sebesar apa kesalahan yang ku perbuat? hingga aku harus merasakan perih sedalam ini? apakah belum cukup untuk menebus keegoisanku dahulu? apakah belum cukup untuk menebus keangkuhanku yang dulu? apakah kesabaran ini harus lebih besar lagi? apakah hati ini harus lebih dingin lagi agar panas dan perih yang kurasa dapat sejuk dengan segera?


Aku telah melakukan segala yang ku bisa untuk memperbaikinya. Aku pun sadar kesalahan-kesalahanku dimasa lalu. Tapi kenapa begini? kenapa harus begini?

Dia mengkhianatiku meskipun aku tidak pernah mengkhianatinya, bahkan dia berkhianat untuk yang ke 3 kalinya. Dia menelan mentah-mentah semua perkataannya padaku.. untuk “sedang ingin sendiri dan fokus menjalani hidup” namun malah mendekati pria lain, bahkan dari mulai kami masih berhubungan.. untuk “tidak menyayangi pria itu dan tidak memberi tahu pria itu” namun malah memberi tahunya dan membuka hati untuk pria itu, bahkan di saat kami masih berhubungan dan di saat dia berkata padaku dengan keyakinan yang dalam untuk jujur dan masih setia.. dan masih banyak lagi..


Bahkan dengan aku menerima keputusannya untuk memilih orang lain dengan ikhlas meski itu jelas-jelas menjilat ludahnya sendiri pun seakan belum cukup.. aku telah ikhlas.. aku telah rela.. demi dia mendapatkan dan merasakan kebahagiaan untuk hidupnya.. aku telah menjauh darinya dan tidak menghiraukan dirinya demi dia bisa melepaskan dan melupakanku karena ku tahu itu berat baginya.. aku tulus menerima keadaan seperih dan sesakit-sakitnya yang disebabkan oleh segala perbuatannya, yaitu berbohong, berkhianat, dan egois.. Ya Allah, aku sungguh telah menerimanya dengan ikhlas..


Tapi.. kenapa masih seperti ini? dia masih menyakitiku.. segala hal yang kulakukan menjadi salah di matanya.. dia berkata aku penjilat.. dia pikir aku egois.. dia berkata aku berlebihan.. dia berpikir aku tidak dewasa dan kekanak-kanakan.. dia dengan mudahnya membentak dengan nada tinggi dan kasar.. dengan mudahnya dia mencaci dan menginjak diriku.. dengan cepatnya dia merubah rasa rindunya padaku menjadi benci, mengubah rasa sayangnya padaku menjadi ketidakpedulian..


Apa yang harus kulakukan? apakah aku benar-benar harus hilang dan pergi tanpa perduli lagi padanya? dan juga semua hal yang berhubungan dengan dirinya dan hidupnya? Ataukah dia harus tahu semuanya..? Haruskah dia tahu bahwa aku membantunya melunasi segala hutang-hutangnya yang tertinggal ketika dia masih bersamaku di saat kuliah meskipun aku sendiri terlilit banyak hutang dan masalah ekonomi? bahwa aku telah lama tahu dirinya mengkhianati dan membohongiku namun masih menghadapinya dengan sabar seolah tidak terjadi apa-apa karena aku memahami dia masih membutuhkan kehadiranku? bahwa segala beban dan masalah pribadiku sampai yang terberat kusampingkan sejenak demi menghadapi perilaku egoisnya dan menerima dirinya dengan sabar? bahwa aku mati-matian membangkitkan semangatnya yang redup dan jatuh disaat semangat dan hidupku pun sedang hancur dan jatuh pada titik yang terdalam? dan masih banyak lagi hal perih lainnya, yang tulus kulakukan demi maksud mulia membahagiakan dirinya tanpa dia tahu.. haruskah? haruskah dia tahu?


Jika dia tahu.. tidakkah itu akan memberinya beban yang berat akan perasaan bersalah? apakah dia sanggup menerima dan menghadapi itu? tidakkah itu hanya akan membuatnya jatuh? tidakkah itu akan menghilangkan segala ketenangan dan kebahagiaannya dalam sejenak? Iya, memang sebaiknya ia tidak tahu..



Saat ini aku terperosok lebih jauh ke lubang yang lebih gelap dan lebih dalam. Padahal kesempatan untuk cepat membahagiakan orang tuaku ada di depan mata, untuk segera lulus kuliah. Padahal aku sedang ingin mengejar impianku menjadi pemusik. Padahal saat ini aku menyadari kesulitan kedua orang tuaku dan ingin membantu mereka dengan segenap jiwa ragaku. Padahal aku ingin kembali tertawa seperti dulu lagi setelah sekian lama hanya menangis. Padahal aku ingin bermimpi indah lagi setelah sekian lama hanya bermimpi tentang dia setiap harinya. Padahal aku ingin hidup dengan pikiran dan hati yang tenang seperti sewajarnya setelah sekian lama hanya memikirkan, mengkhawatirkan, dan membayangkan dia setiap detiknya. Padahal aku sudah sangat sakit karena keadaan sebelumnya.

Ya Allah yang Maha Pendengar, Pengasih dan Penyayang, Maha Pemurah, dan juga Maha Besar.. Jika ternyata dia telah salah dengan memperlakukanku seperti ini, ma’afkanlah dia, mungkin dia hanya sejenak tenggelam dalam rasa bimbang yang teramat besar.. Jika aku yang telah salah karena perlakuanku yang tulus pada dirinya namun ternyata hanya menambah bebannya, ma’afkanlah aku, karena aku hanya manusia biasa yang berusaha untuk melakukan yang terbaik namun tidak mengetahui apa yang sebenarnya paling terbaik.. Jika dia mengetahui dan menyadari semua ini suatu hari nanti, hindarkanlah dirinya dari beban perasaan bersalah, berikanlah kepadanya sebuah sudut pandang positif yang membuatnya tidak akan merasa bersalah atau pun menyesali perbuatannya.. Jika pun dia merasa bersalah atau menyesal, buatlah dia mampu untuk mema’afkan dirinya sendiri sehingga ia terhindar dari perasaan jatuh ke lubang yang dalam dan terhindar dari perasaan tenggelam dalam rasa sedih yang berkepanjangan.. Kabulkanlah permohonanku ini ya Allah.. Buatlah kami menjadi orang yang lebih baik lagi di hari esok.. Berikanlah kebahagiaan dalam limpahan rizki dan rahmatMu kepada kami.. Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami.. Maka ku mohon berikanlah yang terbaik bagi kami, bagiku dan baginya.. Selalu lindungilah kami, jauhkan kami dari cobaan yang berat, dan kesulitan-kesulitan.. Jika pun Kau memberi cobaan berat itu, buatlah kami mampu untuk melaluinya.. Ya Allah, kabulkanlah segala permohonanku.. Amin..


Semoga aku bisa melalui semua ini, dan menerima semua ini.. semoga aku bisa kembali bangkit.. aku akan coba.. aku akan berusaha.. terima kasih karena telah memberiku kesabaran ini ya Allah.. terima kasih karena telah membersihkan hatiku dari rasa dendam, iri, maupun dengki..


Terima kasih ya Allah.. Terima kasih banyak..


Full Page »»

Hutang Ma'af

Sampai saat ini, gw masih punya satu hutang yang sangat besar pada seseorang. Gw berhutang sebuah permohonan ma’af pada seorang gadis yang sebut saja bernama “Jessie”. Dia adalah kekasih gw yang pertama, karena selama ini gw cuma pernah pacaran 2 kali (sebenarnya 3, tapi yang satu lagi tidak layak dibilang pacaran karena kami masih lugu dan polos).

Gw kenal dia sejak SMP kelas tiga, tapi dia mulai memperhatikan gw sejak awal masuk SMP. Dia adalah seorang wanita “pengagum rahasia” gw (cieee.. gaya ya gw? hahahaha..>=D). Iya, jessie mempunyai perasaan suka sama gw sejak kami masuk SMP. Di awal cawu pertama kelas 1, gw pernah jatuh di lapangan sekolah dan mengakibatkan kaki gw luka-luka. Kebetulan dia adalah anggota PMR saat itu, dan dialah yang merawat kaki gw. Dia ramah, penuh senyum, tapi pendiam.. itulah awal pertemuan kami berdua. Sejak pertemuan itu keadaan pun enggak berubah sama sekali, gw tetap enggak kenal dia dan enggak bertegur sapa. Kadang kami berdua cuma suka saling lihat dari kejauhan..;p

Waktu terus bergulir, dan gw masuk kelas 3. Kelas gw kebetulan berbarengan sama dia, sebelumnya kami beda kelas di kelas 1 dan 2. Perkenalan gw diawali oleh kecerobohan gw yang enggak bisa menjaga suatu barang dengan baik. Pulpen gw sering banget hilang atau bahkan bocor, dan gw sering kelabakan pinjem pulpen ke sana-sini karena biasanya hilang ditengah pelajaran sesudah jam istirahat. Gw udah sering pinjem punya temen gw (biasanya perempuan, karena jarang banget ada cowok yang bawa peralatan tulis lengkap), tapi tetap aja gw juga menghilangkan pulpen mereka yang akhirnya membuat mereka kapok meminjamkan gw pulpen.

Satu waktu gw pinjem sama dia, gw menghampiri seraya bertanya “ehm, permisi.. sorry, gw boleh pinjem pulpen enggak?” dia senyum sambil jawab “ooooh, pulpen? ada kok.. boleh..”. Akhirnya gw pinjem pulpen dia, dan seperti biasa pulpennya hilang lagi entah kemana, ditambah lagi gw selalu lupa untuk mengembalikan pulpen yang gw pinjem pas jam pelajaran selesai. Besoknya, gw udah kelimpungan lagi.. dan gw pinjem lagi ke dia “eh.. siapa namanya ya? boleh pinjem pulpen enggak?” terus dia bilang “haha, panggil aja gw jessie.. pulpen? lho? yang kemarin emang kemana?” malu gw pas dia bilang begitu ;p. Akhirnya dia meminjamkan lagi pulpennya ke gw.


Begitu terus berlanjut setiap hari, seolah dia setiap hari selalu beli pulpen untuk gw pake di sekolah nanti. Meskipun pasti hilang, dia selalu bersedia untuk meminjamkan pulpen yang baru. Kami jadi semakin dekat, sering ngobrol-ngobrol dan cerita-cerita. Dia juga sering ikut gw latihan band sama teman-teman gw waktu itu (meskipun kami semua masih pada cupu-cupu main musiknya ;p).

Tanpa terasa, tiba saatnya untuk perpisahan.. dan sekolah kami waktu itu mengadakan perpisahan dengan berlibur ke pantai “Carita”. Saat itu, gw udah mulai suka sama dia dan juga sebaliknya. Tapi diantara kami berdua sama-sama berusaha menyembunyikan rasa itu. Bahkan di saat pertemuan terakhir kami di masa SMP, dia cuma bilang “wah.. sekarang kita pisah ya? hati-hati ya? semoga lo sukses di SMA yang baru..” dan gw jawab “iya nih, sama-sama ya..” udah, cuma sebatas itu kata-kata terakhirnya. Dan kami pun pisah sejak hari itu, tanpa ada kabar lagi dari masing-masing kami.

2 tahun berlalu, waktu itu gw kelas 2 SMA dan baru mau naik ke kelas 3. Tiba-tiba teman lama gw telepon “hei paul!!!! apa kabar????” kami ngobrol-ngobrol dan dia sempat bertanya “jessie gimana? tau kabarnya enggak? duuh kangen nih gw sama dia pengen ketemu..” gw tiba-tiba jadi inget lagi sama jessie, dan gw bertanya-tanya dalam hati apa kabarnya dia sekarang ini? teman gw itu tiba-tiba bercerita sesuatu hal yang membuat gw shock berat! “eh paul, gw pengen jujur nih sama lo.. sebenernya gw suka sama si jessie waktu kita SMP.. tapi gw takut.. haha, takut di tolak..” dan gw bilang “waaah, kenapa baru cerita sekarang? kenapa enggak dari dulu? pasti udah gw bantuin lo untuk bisa dapetin dia..” gitu kata gw, dan teman gw itu malah jawab “lho??? gimana sih? ya pasti ditolaklah gw, orang dia sukanya sama lo kok.. emang lo enggak tau apa???”. Gw kaget, gw shock! seneng ke ge-eran, tapi nyesel juga kenapa dulu gw enggak menyatakan perasaan gw sama dia.. haha, dilema tuh gw saat itu..^^

Akhirnya setelah mencari-cari tentang keberadaan jessie, gw dapat nomor teleponnya. Sejak itu, kami pun jadi dekat lagi seperti dulu walau hanya melalui tetepon. Tanpa gw duga hubungan gw semakin menjurus ke arah hati sama dia, dan akhirnya gw menyatakan perasaan gw saat itu juga.. gw enggak mau terlambat atau menyesal lagi di kemudian hari. Gw juga kasih tau dia kalo dulu pas SMP kelas 3, gw sempat suka sama dia. Dan tanggapan dia mengejutkan, dia tiba-tiba menangis.. sambil menangis dia berkata “kenapa sih paul? kenapa baru sekarang bilangnya? aku dari dulu suka sama kamu.. dari kita kelas satu, dari pertama aku ketemu kamu di ruang PMR.. aku juga sayang sama kamu begitu kita jadi dekat pas kelas 3..” Ya ampun!!?? gw beku di detik itu.. gw bisu.. terus dia bilang lagi “sejak saat itu pun sampai sekarang aku masih sayang kamu, aku udah 5 kali menolak cowok yang nembak aku di SMA.. aku masih berharap suatu saat kamu akan datang lagi dan bilang kalo kamu suka sama aku.. aku masih bermimpi kayak gitu..” gw langsung seneng, merasa bahwa masih ada second chance buat gw.. dan tiba-tiba dia bilang “tapi kenapa kamu sekarang tiba-tiba datang? kenapa sekarang? aku.. aku.. aku saat ini udah punya seseorang, aku udah 3 bulan pacaran sama dia..” huffffth, i can’t say anything even a word.

Setelah perbincangan itu, kami tetap sering berhubungan. Kami tetap dekat, tanpa gw mengganggu hubungan dia sama cowoknya. Gw sekedar ngobrol, dan dia juga, meskipun obrolannya kadang suka cerita tentang cowoknya dia. Sampai tiba pada satu titik gw akhirnya nembak dia, bertanya apakah dia mau jadi pacar gw. Gw nembak karena gw pikir kami saling suka dan saling sayang, bahkan sebelum jessie kenal sama cowoknya yang sekarang. Gw berfikir dia akan menolak, dan gw juga akan mengerti itu. Yang penting gw enggak penasaran sama dia, jadi gw nekat nembak dia. Dia bilang “jawabannya harus sekarang? aku pikir-pikir dulu ya?” dan gw bilang “enggak perlu jes, aku tau kamu sayang aku, aku tau kamu sayang dia, dan kamu juga tau aku sayang kamu, tinggal dijawab aja kok.. iya atau enggak, kalo enggak pun enggak apa-apa, kita tetap berteman seperti biasanya..” jessie diam.. lama dia hanya diam. Di saat dia diam itu gw berusaha meyakinkan dia kalo gw enggak akan jauh dari dia meskipun di tolak. Lama gw ngoceh, sampai akhirnya gw bosan sendiri dan bilang “kamu diam aja jes? ma’af ya kalo ini ternyata mengganggu kamu? ya udah kalo gitu, aku anggap jawabannya ENGGAK.. tenang aja, engak apa-apa kok, aku masih jadi teman kamu..” tiba-tiba dia berbisik “aku mau..” gw kaget! seneng, bingung, terkejut, pokoknya campur aduk deh.. ^^ Gw terus tanya “apa? aku enggak denger..” dia terus mengulangnya “aku mau.. aku mau.. aku mau jadi pacar kamu.. aku mau bareng sama kamu.. aku mau..” Hahahahaha.. tawa bahagia di dalam hati gw.^^

Gw enggak langsung sumringah juga, gw tanya “terus cowok kamu gimana?” jessie jawab “tenang aja sayank, itu urusan aku.. alasan aku mau, karena aku enggak pernah sayang sama cowok aku, aku udah bilang, tapi dia tetap maksa untuk coba.. makanya aku terima dia untuk coba apakah kami bisa cocok, tapi ternyata emang nggak bisa.. tenang aja aku akan kasih penjelasan sama dia..” huffth, gw tenang.. akhirnya sejak itu gw resmi jadi pendamping dia yang baru..^^

Hubungan kami berlangsung timpang. Ternyata jessie sangat sayang sama gw berlebihan, rela menerima apa saja perlakuan gw. Gw berkali-kali lupa sama janji gw untuk ketemu dia, dan dia tetap mema’afkan gw. Sangat sabar dia menghadapi gw, sabar dengan sikap tempramen gw, dan nurut sama perkataan-perkataan gw. Sampai pada suatu titik, gw menyadari bahwa gw belum siap untuk menjalani suatu hubungan. Gw belum siap sama komitmen, yang ada gw hanya menyakiti hatinya jessie.. Dan ternyata itu benar.. Pada saat gw enggak bisa datang di hari ulang tahun dia, dia menumpahkan semua rasa kesal dan amarahnya selama ini (sejak kami pacaran). Gw akhirnya datang di sore hari, dia senang dan nangis meminta ma’af atas sikap kasarnya, gw cuma tersenyum dan bilang “enggak apa-apa yank, aku kok yang salah.. harusnya aku yang meminta ma’af..”

Beberapa hari dari situ, gw putus.. gw memutuskan untuk mengakhiri hubungan gw setelah 6 bulan kami pacaran. Jessie menangis, mencaci maki gw dengan segala emosinya yang meluap-luap. Gw setia mendengarkannya, sampai dia sudah selesai meluapkan semuanya. Gw bilang “udah yank? iya, aku terima kamu marah.. aku mau minta ma’af yang sebesar-besarnya sama kamu, semoga kamu mau ma’afin aku.. aku masih jadi teman kamu, semoga kamu juga.. tapi andai pun enggak, enggak apa-apa.. aku terima dan aku mengerti..” jessie jawab dengan pelan, saat ini hatinya mulai tenang “iya, aku ma’afin kamu.. tapi, kalo kita emang jodoh suatu saat kita bisa bareng lagi kan?”, “iya, kalo jodoh.. itu pasti..”.

Gw sadar gw jahat, gw sadar gw salah, gw sadar telah menyakiti hatinya. Itu salah satu kisah yang membuat gw terus merasa bersalah. Bukan merasa salah karena meninggalkan dia, tapi karena menyakiti hatinya. Apalagi setelah dia mema’afkan gw, dia bilang “tapi kamu masih punya janji untuk ketemu aku lusa nanti, karena teman-teman aku pada pengen kenal kamu..” dan gw bilang “iya, aku pasti datang..” dan ternyata gw enggak datang. Lagi-lagi gw ingkar janji sama dia.. gw berhutang banyak ma’af sama jessie. Gw enggak datang itu sengaja, karena untuk bisa ngebantu dia melupakan gw dan berhenti berharap. Gw enggak mau dia lebih sakit hati lagi kedepan nanti.

Gw sadar semua udah terlambat dan enggak ada gunanya.. tapi gw tetap masih merasa gw punya hutang ma’af sama dia. Semoga suatu saat nanti gw bisa ketemu dia lagi untuk menyampaikan permohonan ma’af gw ini.. Andai pun gw enggak pernah ketemu dia lagi, gw harap dia mema’afkan gw..

“ma’af, karena aku pergi itu akan lebih baik untuk kamu.. aku enggak mau menyakiti kamu terus-menerus.. karena saat itu aku benar-benar enggak siap.. semoga kamu bisa mengerti, dan mema’afkan..”

“satu lagi, aku sama sekali enggak pernah mengkhianati kamu selama kita berhubungan.. meski saat ini aku udah enggak sayang lagi sama kamu seperti dulu, aku tetap meminta ma’af.. setidaknya sebagai seorang sahabat seperti semasa kita SMP dulu..”

“ma’af..”

Full Page »»

The Great Detective

“I am a detective, very great detective.. but people sometimes just don’t realize..” begitu seru sorang kolonel Jerman Nazi yang bernama “Hans Landa”. Diperankan oleh Christoph Waltz, Landa begitu memikat perhatian semua orang yang menonton film itu. Film berjudul “Inglourious Basterds” yang menceritakan tentang bagaimana diktator Jerman pada masa perang dunia II yaitu Adolf Hitler mati karena sekelompok tentara khusus amerika yang menamakan dirinya Inglourious Basterds. Film ini fiksi karena sesungguhnya Adolf Hitler bukan mati di dalam bioskop seperti yang diceritakan oleh film ini, melainkan mati di dalam bunkernya (dibunuh atau bunuh diri, sampai saat ini belum terjawab).




Sekelompok tentara itu dipimpin oleh Aldo “The Apache” yang diperankan oleh Brad Pitt. Kenapa judul post gw ini The Great Detective? karena memang gw mau menceritakan khusus tentang tokoh yang satu ini. Tokoh yang membuat film ini terasa sangat menarik, yaitu Hans Landa yang dijuluki “The Jews Hunter”. Tokoh yang amat sangat memikat, dan sangat menarik perhatian gw..>=D

Landa adalah seorang yang pintar, cerdas, cerdik, dan cermat. Dia adalah seorang kolonel yang ditugaskan khusus oleh Adolf Hitler untuk memburu kaum yahudi yang bersembunyi dari kejaran Nazi. Karena pada masa itu, Nazi menangkap semua orang yahudi yang ada di negara yang sedang mereka duduki. Landa memiliki pembawaan yang tenang juga ramah, dia juga memiliki kemampuan bahasa yang baik. Landa menguasai bahasa Jerman, Inggris, Perancis, hingga Italia. Saat dia menyelidiki sesuatu dia akan bertanya dengan sopan, menyimak keterangan dengan seksama, mengumpulkan dan menggabungkan informasi dengan teliti, mengambil kesimpulan dengan cerdas, dan menyelesaikan masalahnya dengan briliant! well, he just looked so amazing for me..


Salah satu contoh kecerdikannya adalah ketika ia tau bahwa ada aktris Jerman yang berkhianat. Dia mengetahuinya karena ada jejak yang tertinggal di TKP tempat terbunuhnya beberapa tentara Jerman beserta agen-agen sekutu yang berseteru di sebuah Bar. Yaitu sebelah sepatu wanita, dan sapu tangan yang bertanda tangan sang aktris. Keesokan harinya sang aktris datang ke acara pemutaran film “National Pride” arahan Goebbles (menteri propaganda Jerman Nazi saat itu) di sebuah bioskop di Paris. Sang aktris datang memakai gipsi di kakinya. Landa selaku kepala keamanan acara itu menghampiri sang aktris sebagai seorang teman lama. “halo, ada apa dengan kakimu?”, sang aktris menjawab “aku baru saja terkena musibah, kakiku terkilir saat memanjat gunung” Landa tertawa terbahak-bahak karena mendengar alasan sang aktris (karena Landa tau yang sebenarnya bahwa kaki sang aktris di gipsi akibat luka tembakan tadi malam). Landa lanjut bertanya “Gipsi itu terlihat baru, kapan kau memanjat gunung? apa tadi malam?” sambil sedikit bergurau, sang aktris pun tertawa kecil dan menjawab “haha.. tidak,tidak.. kejadiannya kemarin pagi ketika aku baru saja sampai di Paris”. Landa lebih mendekat lagi, sambil bertanya dengan nada hampir berbisik “oh ya? lalu.. dimana kau memanjat gunung di kota Paris?” sang aktris pun seketika terhenyak.. mukanya memucat, seolah dia merasa bahwa penyamarannya telah terbongkar oleh Landa. Ketika keadaan mulai hening di antara mereka, Landa kembali tertawa.. “hahaha.. sudahlah, aku cuma bercanda.. aku turut prihatin atas musibah yang menimpamu..”. Tidak lama dari situ sang aktris pun dibunuh oleh Landa. Can’t you see? the way he investigate her.. and the way he push her position to shock her mind.. to trap her.. it just so amazing..^^

Iya begitulah kira-kira karakter seorang Hans Landa. Penuh basa-basi yang ramah, penuh senyum dan juga canda. Namun ternyata di balik itu hidup satu sisi yang kejam, dan sangat licik. Landa adalah tokoh antagonis di film itu, namun akting yang memikat dari Christoph Waltz membuat peran Landa seolah adalah tokoh utama. Waltz mendapatkan banyak pujian karena aktingnya dalam film ini. Karakter Landa benar-benar terasa nyata, karena Waltz memerankannya dengan sangat briliant! Sangat detail! Dari mulai cara Landa makan, cara berbicara, cara bercanda, cara berfikir, cara melihat.. benar-benar mengagumkan!

Dari sisi film, film ini memiliki alur cerita yang bagus dan menarik. Efek suara dan gambar yang disuguhkan juga luar biasa. Tokoh-tokoh dalam cerita ini pun diperankan oleh orang yang cocok, benar-benar terasa pas antara aktor dan perannya. This is highly recommended movie from me.. Film ini serius, dramatis, dengan aksi-aksi yang menarik, namun jenaka. Pokoknya lengkap deh.. perpaduan yang unik akan kalian rasakan di film ini. Apalagi buat kalian yang hobi nonton, ini film wajib tonton!!! Percaya deh, You will not regret it..! Trust me! ^^



Full Page »»

Patient

Minggu pagi, 8 November 2009, hari ini jadi hari yang kelam dan kelabu. Tiba-tiba Principessa SMS “yank, kamu suka kirim-kirim message ke papa di FB?”, kontan gw tersentak seketika itu juga. Gw yang baru tidur 4 jam tiba-tiba bangun, karena kaget. Iya gw kirim message ke bokapnya melalui FB 3 kali, yang pertama waktu ngebales message dari bokapnya yang bilang “paul, masih di jakarta? Om punya cerita banyak nih, nanti lah kalo Om udah enggak sibuk..”, yang kedua waktu gw ngabarin si Om kalo gw udah di Bandung lagi dan udah bisa ketemu si Om kalo dia pengen cerita-cerita, dan yang terakhir adalah waktu gw ngasih tau si Om kalo gw dan Principessa sudah selesai.

Berikut ini kira-kira isi suratnya “Om, saya tau kalo Principessa kena musibah.. tapi ma’af Om, saya enggak bisa jenguk. Karena sepertinya saat ini Principessa ingin benar-benar lepas dari saya. Saya takut kalo saya dateng itu hanya akan membuat Principessa sedih, stress, atau malah marah, jadi sebaiknya saya tidak menjenguk. Saya terima keputusan Principessa, saya mengerti dan faham atas keputusannya. Saya juga punya banyak cerita tapi takut Om sibuk.. pengen minta pendapat, nasihat, atau wejangan. Saya juga memohon ma’af yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan saya selama ini, semoga Om dan keluarga berkenan mema’afkan. Semoga silaturahmi antara kita bisa terus berlangsung dan baik-baik saja juga terus berada dalam lindungan-Nya. Ma’af ya Om kalo saya udah ganggu-ganggu kirim message di FB? hehe..” begitulah kira-kira isi message gw. Gw ingin si Om mengerti kenapa gw enggak bisa datang menjenguk, gw takut dia berprasangka buruk ke gw seperti yang lalu-lalu. Gw enggak mau kayak gitu karena si Om juga udah banyak ngebantu gw ngerjain skripsi. Gw juga emang pengen curhat soal masalah-masalah gw (selain Principessa), dan gw juga sekalian ingin sekedar silaturahmi.

Tapi ternyata ini berujung buruk, Principessa marah-marah ke gw karena dia ngerasa ini benar-benar mengganggu dia. Pagi ini tiba-tiba dia sedikit di Omelin sama si Om, si Om mengira Principessa itu melarang gw untuk datang-datang lagi ke rumah. Pokoknya intinya perlakuan dan perkataan si Om di pagi itu membuat Principessa terkesan merasa telah “disalahkan”. Principessa pun ngamuk sama gw, dia pikir gw itu “carmuk” alias cari muka. sampai di status FB dia bilang “Hah? silaturahmi? apa pengen cari muka?” dan “can you just stay away from me and my whole life? stay away from my family! kalo begini, sama aja mengganggu saya..” sampai segitu merasa terganggunya Principessa karena message gw ke si Om.

Gw sama sekali enggak mau “carmuk”, apalagi selama ini juga gw sama sekali enggak pernah “carmuk” baik ke Principessa maupun keluarganya. Gw juga memang sekedar pengen kasih penjelasan kenapa akhir-akhir ini gw jarang main ke rumah Principessa, dan meminta ma’af juga atas segala kekurangan gw selama ini (selama gw berhubungan dengan Principessa). Isi message gw itu adalah isi hati gw tanpa sedikitpun di bumbui “carmuk”, lagian sisi sebelah mananya yang “carmuk”? Coba sedikit bayangkan, gw banyak dibantuin sama si Om, gw bahkan sempat konsultasi privat mengenai skripsi gw dengan si Om tanpa ada Principessa di rumahnya. Setelah semua yang si Om lakukan (kebaikan-kebaikannya), ternyata gw enggak ada waktu anaknya kena musibah, gw terlihat sama sekali enggak perduli. Gw akan terkesan “datang kalo hanya ada maunya aja..”, gw juga punya perasaan dan hati nurani, perasaan dan hati nurani gw itulah yang membuat gw ingin menjaga perasaan si Om juga. Sama sekali enggak bermaksud “cari muka” seperti yang Principessa kira. Tetapi seolah sudah buta karena amarah, Principessa malah marah-marah. Lho? bukannya baru dua hari yang lalu dia merindukan saya? hufffffffth.. memang begitulah my lovely Principessa.. <=)

Principessa juga tanya “kenapa kamu enggak dari dulu dekat sama papa aku? kenapa baru sekarang? kenapa enggak dari dulu pas aku minta kamu dekat sama dia?” ini penjelasan gw..

  • Pertama, gw enggak mendekati si Om dari dulu karena gw sendiri belum siap akan tanggung jawabnya, tanggungan untuk menjamin bisa menjaga Principessa sebaik-baiknya. Sementara gw sendiri masih suka kerepotan menghadapi hidup gw dan masalah-masalah gw.
  • Kedua, ada sedikit hal yang aneh juga.. Padahal dari dulu gw udah coba untuk mendekati papanya maupun keluarganya, tapi justru Principessa sendiri yang menutup jalannya. Contoh, kalo gw mau ajak adik-adiknya jalan-jalan bareng, Principessa enggak mau dengan alasan “nanti aku enggak bisa peluk-peluk kamu.. nanti kita keganggu..” atau kalo gw tawarin “kita enggak usah pergi aja ya? sekali-kali main di rumah kamu aja..” dia emang mau, tapi lebih sering nolaknya daripada maunya. Makanya kalo dia minta gw untuk mendekati keluarganya gw juga suka malas, dengan pikiran “ah, kemarin-kemarin gw juga udah coba mendekati tapi justru Principessanya juga yang enggak mau..” gitu, makanya gw kadang suka malas menanggapinya.
  • Ketiga, emang saat ini gw sama sekali enggak berniat mendekati keluarganya. Gw biasa aja, cuma sekedar ngasih penjelasan, minta ma’af, dan silaturahmi. Enggak lebih dari itu maksud gw.

Hufffth.. bingung.. tadi gw kaget, shock, sakit hati, perih, sedih, sampai-sampai gw kembali menitikkan air mata lagi setelah sekian lama karena saking perihnya.. perih dengar suara Principessa yang marah-marah, perih dengan segala perlakuannya, perih dengan pikirannya yang mengira gw cuma “carmuk”, perih juga karena tau ternyata gw malah merusak kebahagiaan dan ketenangannya yang mungkin baru aja dia rasakan akhir-akhir ini.. Tapi di satu sisi lucu juga, sampai gw tertawa geli geleng-geleng kepala menghadapi tingkah aneh Principessa yang plin-plan, polos, dan kadang terlihat munafik.. Dan di sisi terakhir, gw kecewa berat sama reaksinya yang marah-marah dan tanpa pikir panjang langsung nge-judge gw..

Sejujurnya, gw pengen banget teriak, marah, ataupun bentak-bentak dia untuk meluapkan emosi gw. Tapi buat apa? enggak ada gunannya.. Gw udah capek deh ngomong sama dia, enggak ngerti-ngerti dianya juga.. capek gw jelasin dan tunjukkin kalo gw ikhlas kehilangan dia, kalo gw enggak keberatan dia pilih orang lain, kalo gw enggak pernah menyalahkan dia atas segala sikapnya atau masa lalunya, kalo gw sayang sama dia itu tulus tanpa minta hal-hal apa pun, kalo gw pengen dia bisa bahagia baik oleh gw atau oleh siapapun. And you know what? she didn’t believe it..<=)

Gw kira Principessa saat ini lagi sangat merindukan gw karena sampai kirim message di FB “apa kabar” dan nge-poke gw di FB. Semalam, dada gw berdebar-debar kencang, tiba-tiba gw khawatir sama keadaannya, gw juga sampai SMS dia. Ternyata dia baru pulang habis jalan-jalan dari majalaya (rumahnya si turtle) sama si turtle, sampai jam 11 malam. Hahahahaha.. ternyata dia sudah sedalam itu lho sama si turtle, sudah semakin dalam. Dan ternyata dada gw yang berdebar kencang itu cuma feeling yang enggak guna. Dan parahnya lagi, ternyata feeling gw benar kalo Principessa itu sekedar “rindu sesaat" sama gw. <=)

Semakin kesini gw semakin merasa kalo Tuhan semakin menunjukkan sama gw bahwa dia enggak bisa jadi pendamping gw secara rohani maupun jasmani (next time gw jabarin deh maksud gw untuk hal yang satu ini). Tapi entah kenapa rasa sayang ini enggak hilang, mungkin belum hilang.. atau mungkin emang enggak akan hilang. Yang jelas, Yang Maha Kuasa benar-benar adil.. gw yakin Dia akan memberikan yang terbaik untuk setiap umatNya.. apalagi situasi ini bukan gw yang mau, tapi Principessa sendiri yang mau.. Gw yakin akan ada balasannya untuk sikap sabar gw, apapun itu.. I wish the best for it..

Sebaiknya saat ini gw lebih tingkatkan lagi kesabaran gw ini daripada sebelumnya. Dan sebaiknya saat ini gw coba lagi untuk lebih tenang dan enggak khawatir sama Principessa.. sebaiknya gw lebih percaya lagi sama pemikiran bahwa “si Turtle itu sanggup untuk menjaga Principessa dengan baik, dan andaipun enggak bisa Tuhan pasti melindunginya..” semoga begitu, semoga demikian..

Semoga kedepan situasi bisa menjadi jauh lebih baik lagi bagi semua pihak. Bagi gw, Principessa, maupun si Om..

Amin..



Full Page »»

How Are You?

Somebody miss me 4 days ago.. Thursday 09.17 PM, she sent me a message trough Facebook. Siapa dia? dia Principessa.. iya, my lovely principessa. Gw lagi ngutak-ngatik blog malam itu, lagi ketik post “Are Life Has Changed?” tiba-tiba notification e-mail gw muncul Principessa just sent you a message on Facebook” gitu keterangannya. Shock gw! kaget! “ada apa? kenapa? kok bisa?” pertanyaan itu muncul di benak gw, buru-buru gw buka FB gw untuk liat isi messagenya.

“apa kabar ‘caya???” itu judul messagenya. Isinya “apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar.. apa kabar..? aku baik, alhamdulillah.. kamu gimana?” itu isinya, hanya sekedar bertanya “apa kabar”. Gw langsung buru-buru ketik balasannya “Astaghfirullah sayang, i dream about you every single night.. i think about you every single day.. i’m haunted by your ghost for every seconds.. i’m looking for you in every corner of my life.. and i miss you so much..” gitu isi balasan gw. Begitu mau gw “reply” tiba-tiba aja gw merasa bahwa lebih baik untuk tidak membalasnya. Akhirnya gw pun mengurungkan niat untuk membalas message itu, gw langsung logout terus lanjutin blogging lagi.<=)

Why..? percaya atau enggak, gw tau meskipun dia cuma nanya “apa kabar?”.. gw tau kalo malam itu principessa lagi kangeeeeeeen banget sama gw.. gw tau kalo beberapa hari ini dia mikirin gw terus.. gw tau kalo malam itu dia sampai nangis karena kepikiran gw. Tapi gw juga tau, kalo gw balas surat itu pasti akan berbuntut panjang dan itu enggak boleh terjadi. Karena principessa harus bisa, dia harus belajar kehilangan gw, dia harus bisa mensyukuri apa yang dimilikinya saat ini (cowok barunya yaitu “Turtle”), dan dia harus belajar untuk menerima resiko dari keputusannya sendiri (karena dia sendiri yang memutuskan untuk mengambil jalan “pergi” dari gw dan lebih memilih si turtle). “I know you can do it honey.. i know you will trough it.. i hope you can..”

Apalagi kemarin sore, principessa sampai nge-poke gw di FB saking pengen dibalasnya message dari dia.. dan gw tetap diam tanpa reaksi. Apa gw dendam sama principessa? enggak! gw enggak dendam sama perlakuan dia ke gw akhir-akhir ini. Apa gw terdengar dan terlihat munafik? mau tapi gengsi? well, whatever.. sejujurnya gw diam karena gw enggak tau harus berbuat apa.. gw enggak tau harus balas apa.. gw bingung harus ngapain.. gw takut. (T_T)

Gw takut kalo gw balas messagenya gw akan kembali meracuni hatinya. Kenapa? karena gw punya kemampuan untuk melakukannya..(ge-er banget gw ya??) iya, karena dari dulu gw bisa melakukan sesuatu hal yang membuat principessa luluh lagi, apapun itu. Dan bukan itu aja, tapi juga sebaliknya.. principessa juga bisa melakukan sesuatu hal yang bisa membuat hati gw luluh lagi. Entah kenapa.. tapi memang begitu kenyataannya. Dan kalo itu terjadi, gw secara tidak langsung telah mengganggu hubungan antara principessa dengan cowok barunya, dan gw enggak mau begitu! Bukan masalah gw akan sakit hati karena diduakan (karena gw emang berkeinginan membahagiakan principessa, jadi itu bukan masalah utama, seberapapun sakitnya..), tapi karena gw pikir mungkin saat ini principessa hanya sekedar “rindu sesaat” sama gw. Karena dia sebenarnya saat ini tidak lagi butuh kehadiran gw (kan udah ada si turtle..). Ngejelimet! ribet gw ngejelasinnya! yang jelas intinya “gw enggak mau mengganggu hubungan mereka dan mengusik kebahagiaan Principessa”. Mungkin ini yang terbaik buat dia, lebih baik tanpa gw.. <=)

Tapi gw juga takut kalo gw akan malah makin jauh lagi sama dia kalo gw enggak balas messagenya. Pasti dia akan mengira “ternyata ‘caya emang mau pergi dan menjauh dari gw untuk selamanya, mungkin emang itu lebih baik.. mungkin gw juga jangan ganggu-ganggu dia lagi..”. Gw takut dia berfikir gitu..T_T. Karena sebenarnya gw juga sangat sangat sangat sangat kangeeeeeeeeeeeeeeeen banget sama dia. I miss her so much, kata-kata gw yang tadinya gw ketik buat balasan message itu emang benar-benar ungkapan isi hati gw.<=(

Rasanya.. ingin gw peluk dia yang seerat-eratnya.. ingin gw manja dia sampai senyaman-nyamannya.. ingin gw cium dia dari ujung kepala sampai ujung kaki.. ingin gw rayu dia yang segombal-gombalnya.. ingin gw hibur dia sampai sesenang-senangnya.. ingin gw beri kehangatan untuk menghilangkan dinginnya malam.. ingin gw hadir buat dia sebagai pelipur lara rasa rindunya.. Demi Tuhan, gw benar-benar ingin melakukan itu semua.. “i miss you principessa.. really-really miss you.. miss you so bad..” T_T

Berikut adalah lirik lagu dari gw yang sangat pas untuk moment ini, untuk perasaan gw sekarang.. lagu ini berjudul “How Are You?”

I will start with greetings
Honey how's your feeling?

Since the day you said you choose him?

This is how's my feeling

A little bit hurt but i'm alright

As long as you pleased..


And then i will asking
Honey how thing's going?

Did you got your dreams coming true?

To have a life which better

With trouble fade away from your life

Straight to the hell

And lights only left

To give your world bright..


Goes fly, don't fall..

As high as the sky..

Give world warm..


How's 'bout our stories?
How's about memories?

All the chapter that we have done?

Pictures and the movies

Letters and the song i have made

Is they still there?

How are you dear?

I wish you all the best..


“Aku juga kangen kamu yank, banget.. kabar aku baik-baik aja, semoga kamu juga begitu.. semoga kamu bahagia.. Ma’afin aku.. ma’afin aku enggak ada di saat kamu rindu aku.. Ma’af yank.. tapi ini demi kamu.. semoga kamu baik-baik aja.. semoga kamu bisa tanpa ada aku di sisi kamu..”

Ti amo principessa..
More than you see..
More than you know..
And even more than you feel..


Full Page »»
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies