LIFE THOUGHTS
this site the web

Decision

Ini adalah sebuah analogi : Andi adalah kepala buruh di sebuah perusahaan. Perusahaannya sedang kekurangan buruh. Andi mendapati 2 bocah yang ingin melamar yang usianya masih di bawah 17 tahun, bahkan mereka masih duduk di bangku sekolah. 2 bocah tersebut adalah anak yang tak mampu, dan bermaksud ingin bekerja agar dapat membantu keluarganya. Di sini andi menghadapi konflik, di satu sisi ia ingin bisa membantu kedua bocah tersebut dengan memperkerjakan mereka sebagai buruh sehingga upah pekerjaan mereka bisa membantu keluarga mereka. Namun disisi yang lain, andi tidak dapat memperkerjakan mereka karena mereka masih berusia di bawah 17 tahun, yang tentunya bisa berdampak perusahaannya akan dikenai hukuman karena memperkerjakan anak di bawah umur sebagai buruh. Di sisi yang lain pula, perusahaannya sedang sangat membutuhkan tambahan buruh.



Dan inilah keputusan yang andi ambil : andi menerima mereka bekerja sebagai pekerja paruh waktu yang tidak resmi (mencocokan waktu dengan jadwal sekolah si bocah) dan memberikan mereka upah sesuai jam kerja mereka. Setelah si bocah tadi lulus sekolah dan cukup umur, barulah andi menerima mereka sebagai pegawai tetap dan menggaji mereka secara utuh. Dengan demikian andi memuaskan semua pihak, andi akhirnya dapat membantu si bocah tanpa harus perusahaaannya terkena sanksi, dan perusahaannya pun mendapatkan tambahan buruh baru sesuai dengan kebutuhan. Andi berhasil berfikir melingkar atau berfikir dengan mempertimbangkan segala sudut pandang dan fakta yang ada, yang akhirnya akan menghasilkan keputusan yang tepat. Tidak ada pihak yang dirugikan.

Analogi di atas dikutip dari sebuah buku yang gw baca. Dari situ gw menyimpulkan dalam sebuah kalimat “berarti, seharusnya tidak ada yang namanya keputusan yang salah, atau salah mengambil keputusan, karena sebenarnya pasti ada keputusan yang benar dan terbaik yang akhirnya memang paling optimal dan menguntungkan semua pihak tanpa merugikan satu pihak tertentu jika kita dapat berfikir melingkar”. Gw berani mengatakan ini adalah “Hukum” yang artinya absolut, bukan lagi sekedar “Teori”. Kenapa? mari gw jelaskan dengan perlahan..

Untuk kita dapat benar-benar berfikir melingkar itu memang sulit. Di dalam buku di sebutkan kita harus terbebas dari 7 hal (kalau tidak salah). Di sini gw akan wakili 7 hal itu dengan 2 kata “egois” atau mementingkan diri sendiri dan “berat sebelah” terhadap suatu hal, karena memang pada intinya ke-7 hal itu memang merupakan poin-poin yang intinya adalah ke-egoisan ataupun berat sebelah. Jika kita berhasil menyingkirkan rasa itu, barulah kita dapat berfikir melingkar.

Sekarang akan gw gambarkan kemungkinan-kemungkinan keputusan lain yang bisa di ambil oleh andi. Jika andi berpendapat “pokoknya perusahaan harus dapat tambahan pegawai baru”, bisa saja andi menolak lamaran si bocah tadi dan mencari pegawai yang lain yang cukup umur sehingga tidak akan terkena sanksi, namun tentu itu akan merugikan si bocah karena si bocah akhirnya tidak akan mendapat tambahan uang untuk membantu keluarganya. Atau, bisa saja andi tetap menerima mereka bekerja sebagai pegawai tetap karena ingin menolong mereka dan tidak memperdulikan keadaan perusahaan yang mungkin akan terkena sanksi. Namun kenyataannya tidaklah demikian, karena andi dapat berfikir melingkar tanpa rasa egois mementingkan diri sendiri ataupun rasa yang berat sebelah terhadap satu pihak.

Nah, disisi yang lain, ada satu pilihan lagi. Yaitu andi berfikir “kenapa saya harus peduli dengan keadaan si bocah? toh dia bukan siapa-siapa saya..” atau mungkin “kenapa saya harus memikirkan perusahaan? toh dampaknya tidak akan banyak berpengaruh buat saya..” yang akhirnya akan membuat dia tidak menolong si bocah maupun perusahaan. Untuk ini, ada penjelasannya.. yaitu “suara hati”. Suara hati adalah suara titipan Tuhan untuk kita, dan suara hati itu adalah suara yang akan menghasilkan sesuatu yang namanya “Anggukan Universal”. Contoh : waktu kita lihat sampah di buang sembarangan, suara hati akan bilang “ambil sampah itu! taruh pada tempatnya”, sayangnya kebanyakan dari kita akan mengbaikannya dan akhirnya tetap membiarkan sampah itu berserakan di jalanan. Atau ketika kita melihat pengemis di jalan, pasti akan muncul rasa iba dari hati kita, dan suara hati berkata “beri dia sesuatu, uang atau apapun, kasihan dia” dan lagi-lagi, kebanyakan dari kita akan berfikir “ah, paling ini cuma pengemis yang pura-pura..” yang akhirnya membuat kita tidak menolongnya. Itulah alasannya mengapa andi memiliki rasa ingin menolong, karena ia mengikuti suara hatinya, dan memang sulit untuk membedakan yang mana suara hati dan yang mana keinginan atau ke-egoisan kita.

Hmm.. cukup ngelanturnya soal suara hati, sekarang kembali ke soal “Decision” tadi yang gw bahas. Iya, kita akan mendapatkan keputusan yang benar dan terbaik, jika kita dapat berfikir melingkar. Contoh-contoh di atas gw rasa udah cukup untuk menerangkannya kenapa gw sampai bilang ini adalah “absolut”. Gw bisa bilang demikian karena memang benar adanya, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian, jika kita dapat berfikir melingkar tentu kita akan mendapatkan keputusan yang BENAR untuk semua pihak yang terlibat, bahkan yang tidak terlibat (jika mereka bisa berfikir objektif). Maka selanjutnya tidak akan ada kata seperti “Setelah punya cukup kekuatan, saya jadi semakin tau bahwa keputusan saya ini sungguh menyakiti dia. Tapi saya harus, karena saya ngga mau lagi menipu diri. Saya ingin mengikuti kata hati, pemikiran, dan keinginan saya. Toh, pemikiran saya ngga salah buat sebagian orang. Hanya buat ‘Caya dan sebagian orang di sekelilingnya lah saya menjadi salah.”

Kaget? iya, tulisan ini gw buat khusus untuk Principessa, untuk menjawab perkataannya. Perkataan tadi adalah kata-kata Principessa di blognya. Apa pendapat dan jawaban gw? Amin aja, semoga dia benar dan dihindari dari perasaan bersalah sampai kapanpun. Wish u Luck Principessa..

0 comments:

Post a Comment

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies